Sebagaimana sudah menjadi agenda umum umat Islam di seluruh dunia, di sepuluh malam terakhir selalu melaksanakan Itikaf untuk memburu malam Lailatul Qadar.
Pertanyaan yang terbetik di kepala saya, sehingga saya menulis ini adalah, betulkah hanya dengan ber-Itikaf malam Lailatul Qadar dapat kita peroleh?
Untuk menjawabnya, alangkah baiknya kita memahani makna kedua istilah tersebut; Itikaf dan Lailatul Qadar.
Itikaf
Wikipedia mendefinisikan, Itikaf berasal dari bahasa Arab 'akafa' yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi. Pengertiannya dalam konteks ibadah dalam Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridaan Allah dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang sedang beriktikaf disebut juga mu'takif.
Itikaf yang disyariatkan ada dua macam, yaitu iktikaf sunat dan wajib.
- Itikaf sunnat adalah iktikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan ridha Allah Swt. Contohnya iktikaf di 10 hari terakhir pada bulan Ramadan.
- Itikaf wajib adalah iktikaf yang dikarenakan bernazar (janji), seperti, "Kalau Allah Swt menyembuhkan penyakitku ini, maka aku akan beriktikaf.
Itikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinazarkan, sedangkan Itikaf sunat tidak ada batasan waktu tertentu, kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya boleh lama atau singkat.
Ya'la bin Umayyah berkata: "Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya untuk beritikaf."
Kesimpulannya, Itikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dengan berniat untuk Itikaf dan bertujuan untuk beribadah, kapan pun dan berapa lama pun. Tidak mesti di bulan Ramadhan, dan tidak mesti seharian atau semalaman.
Lailatul Qadar
Allah Swt menjelaskan dalam firman-Nya di surat al-Qadar,
"Sesungguhnya Kami (Allah) telah menurunkan al-Qur'an pada Lailatul Qadar. Â Tahukah kamu apa itu Lailatul Qadar? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Malaikat dan Ruh turun pada malam itu dengan ijin Tuhan Mereka untuk segala urusan. Â Damai dan sejahteralah lailatul qadar itu hingga terbit fajar."
Lail artinya malam. Lailatul Qadar adalah malam saat Allah Swt menurunkan al-Quran. Dan, di dalamnya ada kemuliaan, yaitu satu malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Seribu bulan kalau dikonversi ke tahun sama dengan 83,33 tahun.
Ibadah yang dilaksanakan pada malam Lailatul Qadar pahalanya sama dengan kita beribadah selama seribu bulan atau 83,33 tahun. Sebuah anugerah atau kemuliaan yang Allah Swt berikan kepada umat Nabi Muhammad Saw.
Kemuliaan inilah yang dikejar kaum Muslimin di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Karena tidak ada petunjuk yang jelas, kapan malam Lailatul Qadar itu. Apakah di malam ke-21, ke-22, ke-23 dan seterusnya.
Karena tidak jelas itulah maka untuk memperbesar peluang mendapatkan Lailatul Qadar, kaum Muslimin memaksimal ibadah di semua malam di sepuluh malam terakhir. Salah satunya dengan cara ber-I'tikaf.
Ini sesuai hadis yang diriwayatkan Aisyah ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda,
"Carilah malam Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim).
Dua penjelasan di atas, pengertian Itikaf dan Lailatul Qadar, menjawab pertanyaan di awal tulisan ini.
Itikaf adalah salah satu cara beribadah.
Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang nilainya sama dengan seribu bulan.
Itikaf dilakukan di sepuluh malam terakhir adalah hanya untuk memperbesar peluang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar. Sehingga, Itikaf bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.
Dengan demikian, di mana pun seorang Muslim beribadah di malam hari, dia mempunyai peluang untuk mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Seorang petugas security yang harus bertugas di malam hari, dan di sela-sela tugasnya dia beribadah, misalnya membaca al-Quran. Maka, dia berpeluang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.
Seorang ibu rumah tangga, yang menghidupkan malamnya dengan beribadah di rumah. Sama, dia pun punya peluang yang sama mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.
Kemuliaan malam Lailatul Qadar yang senilainya seribu bulan itu akan Allah Swt berikan kepada siapa pun yang malam itu sedang beribadah. Walaupun tidak sedang berada di masjid.
Namun, tentu saja bagi seorang lelaki yang punya keleluasaan waktu, lebih dianjurkan untuk ber-Itikaf. Karena Rasulullah Saw mensunnahkannya.
Mari kita maksimalkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan memperbanyak ibadah. Sehingga kita dapat meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H