Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Memang Syahrut Training

3 April 2023   17:02 Diperbarui: 3 April 2023   17:15 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku yang saya tulis di Ramadan 2021 dan 2022/dokpri

Salah satu nama yang disematkan pada bulan Ramadan adalah Syahrut Tarbiyah, artinya bulan pendidikan, bulan pembinaan, atau bulan pelatihan. Bahkan teman saya menyebutnya sebagai Syahrut Training, kosa kata gabungan dari bahasa Arab dan Inggris.

Tentu saja ulama dahulu tidak semata-mata memberi nama bulan Ramadan sebagai bulan pendidikan. Karena di bulan Ramadan, saat sedang melaksanakan ibadah puasa, tingkat ruhiyah (keinginan untuk beribadah) sedang meningkat. Buktinya sangat kentara kalau Anda memperhatikan keadaan sekitar.

Di masjid-masjid lebih banyak orang salat berjamaah dibanding bulan-bulan lainnya. Semangat sedekah atau berinfak pun meningkat. Begitupun dakwah atau ceramah. Dari bada salat Subuh, bada salat Zuhur, sebelum salat Tarawih, hal yang lumrah diadakan ceramah atau sekadar kultum (kuliah tujuh menit). Termasuk trafik ke chanel-chanel youtube para ustad pun meningkat di bulan Ramadan.

Karena nuansa ruhiyah meningkat maka sangat cocok kalau bulan Ramadan dijadikan momen untuk belajar, meningkatkan pengetahuan, menambah ilmu, dan mengembangan keahlian atau skill.

Dan berkaitan dengan peningkatan skill di bulan Ramadan ini, saya punya pengalaman sendiri. bahkan itu menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Bulan Ramadan dua tahun lalu, saat dunia dilanda pandemi, saat orang-orang harus lebih banyak diam di rumah, saat punya banyak waktu, saya mengikuti pelatihan menulis online. Dari dulu memang saya ingin menguasai teknis menulis. Namun, karena kesibukan rasanya tidak punya waktu untuk belajar atau ikut pelatihan menulis. Maka saat ada kesempatan di bulan Ramadan dua tahun lalu itu, saya tak menyia-nyiakannya.

Saat itu banyak pelatihan-pelatihan yang diadakan secara online. Termasuk pelatihan menulis. Ada banyak lembaga atau penulis senior yang membuka sekolah menulis. Saya ikut salah satunya. Sekolah diadakan selama dua pekan saja, tetapi apa diajarkan cukup untuk bagi saya untuk memberanikan menulis. Dan sisa hari-hari di bulan Ramadan itu saya memraktekkan ilmu yang saya pelajari dengan menulis setiap hari, dan mem-posting-nya di media-sosial.

Kebetulan saat itu ada penerbit yang mengadakan challenge menulis selama 15 hari berturut-turut. Kalau tulisannya dinilai layak untuk diterbitkan, maka dibukukan dan diterbitkan oleh penerbit tersebut.

Baca juga: Setitik Kesombongan

Maka, sambil berlatih memperlancar skill menulis, saya pun menulis setiap hari. Dan di akhir bulan Ramadan ternyata tulisan-tulisan saya dinilai layak untuk diterbitkan. Saya kemudian diminta untuk menambah beberapa tulisan lagi untuk memenuhi syarat minimal halaman buku.

Alhamdulillah akhirnya tiga bulan setelah Ramadan -- setelah proses lay out dan editing -- buku saya terbit dengan judul 'Menggapai Tangan Tuhan'. Itulah mengapa saya menganggap pengalaman saat Ramadan dua tahun lalu itu, saat saya meningkatkan skill menulis, merupakan pengalaman yang sangat berkesan.

Saya pun jadi lebih percaya diri untuk menulis lagi. Sehingga saya tidak ragu lagi, di awal tahun 2022, membuat akun di Kompasiana. Saya merasa Kompasiana wadah yang tepat untuk menempa skill menulis saya. Dan sejak itu saya berusaha menulis setiap hari di Kompasiana.

Bulan Ramadan tahun kemarin (2022) ada challenge menulis lagi dari sebuah platform menulis. Tanpa ragu saya memberanikan diri untuk mendaftar. Padahal tantangannya cukup berat. Menulis cerita pendek (Cerpen) setiap hari, selama bulan Ramadan, dengan ide cerita mengambil dari ayat-ayat Al-Quran.

Tantangan yang cukup berat, karena selama ini saya seringnya menulis non-fiksi. Tapi karena motivasi saya ingin meningkatkan skill menulis selama Ramadan, maka saya lakukan tantangan itu. Setiap hari saya menulis Cerpen. Dan alhamdulillah, dari 30 cerita pendek yang saya tulis dua di antaranya menjadi juara ke-1 harian. Karena memang setiap hari dipilih 3 cerpen terbaik.

Menariknya, panitia ternyata membukukan cerpen-cerpen yang menjadi juara 1, dan menerbitkannya dengan judul '30 Kisah Inspirasi Qurani'. Dan tentu saja dua cerpen saya pun ada di dalamnya. Alhamdulillah.

Saya semakin yakin, bulan Ramadan adalah momen yang tepat untuk meningkatkan skill. Ramadan sekarang saya gunakan lagi untuk menulis setiap hari, bahkan setiap hari lebih dari dua artikel yang saya tulis. Apalagi ada challenge dari Kompasiana untuk menulis setiap hari di program THR (Tebar Hikmah Ramadan). Semoga saja seperti bulan Ramadan tahun-tahun lalu, selain melatih skill menulis, saya juga mendapat rezeki yang tak terduga. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun