Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Setitik Kesombongan

3 April 2023   15:55 Diperbarui: 3 April 2023   15:56 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalimat terakhir hadis di atas menerangkan tentang arti sombong yang dimaksud Rasulullah, yaitu 'menolak kebenaran dan memandang remeh orang lain'. Dan itu yang telah dilakukan iblis.

Iblis menolak kebenaran dengan menolak perintah Allah swt untuk bersujud kepada Nabi Adam. Dan iblis telah merendahkan Nabi Adam dengan menganggap dia lebik. "Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." Demikian yang dikatakan iblis.

Peringatan Rasulullah Saw ini harus betul-betul kita perhatikan. Sebesar biji debu saja, setitik saja dalam diri kita ada sikap merendahkan orang lain, maka itu sudah termasuk sikap sombong. Merendahkan orang lain tidak mesti dengan kata-kata, tapi berupa gestru tubuh kita, sikap kita, lirikan mata kita, semuanya itu termasuk merendahkan diri saat dilandasi perasaan kita lebih baik, lebih besar, lebih benar, dan lebih-lebih yang lainnya.

Apalagi dengan kata-kata seperti yang diucapkan iblis. 'Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'. Kalimat iblis tersebut mengungkit-ngungkit latar belakang penciptaan, iblis dari api dan nabi Adam dari tanah.

Kalimat yang diucapkan iblis itu bisa saja (sekarang) menjadi, 'Siapa lu, anak kemarin sore. Gu nih, senior'. Atau, 'Kamu kan cuma anggota, say aini pengurus'. Atau 'Kamu anak baru, belum tahu apa-apa. Saya sudah lama di sini'. Atau kalimat-kalimat sejenisnya.

Begitupun saat iblis mengungkit latar belakang, tanpa sadar sekarang sering terungkap seperti, 'Gua anak tokoh di sini, jangan macem-macem lu'. Atau 'Saya anak ketua umum, punya privilege. Kamu jangan menghalangi saya'. atau kalaimat-kalimat sejenisnya.

Ingat! Setitik saja ada sikap-sikap di atas dalam hati kita, maka -- naudzubillahi min dzalik -- tidak  akan masuk surga.

Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun