Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perang Badar: The Decisive War (6)

1 April 2023   17:13 Diperbarui: 1 April 2023   17:17 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Abu Jahal dan pertemuan di Darun Nadwah/sumber: orbitmetro

Padahal dia sebelumnya dianggap orang yang cerdas dan bijaksana, sehingga orang-orang Quraisy memanggilnya dengan sebutan Abul Hakam (bapak kebijaksanaan).

Kebenciannya kepada Rasulullah memuncak saat di suatu hari dia dan seluruh kaum Quraisy diminta berkumpul oleh Rasulullah di bukit Safa. Rasulullah meminta semua yang berkumpul untuk mengimani Allah, Tuhan Yang Satu, dan meyakini balasan neraka untuk yang menolak.

Bagi Abu Jahal pernyataan dari Rasulullah tersebut merupakan tanda pernyataan perang untuk melawan hegemoni dia dan pemuka Quraisy lainnya. Kebenciannya yang sangat sejak itu semakin memuncak saat mendengar Rasulullah berhasil merampas kafilah dagangan mereka dan membunuh pemimpinnya, Amr bin al-Hadhrami.

 

"Sudah lama mereka merongrong kafilah dagang kita. Rupanya, kegagalan-kegagalan mereka selama ini semakin membuat mereka bernafsu. Sekarang mereka berani menyerang, bahkan sudah terang-terangan membunuh." Utbah bin Rabiah tak kalah emosi. Janggut lebatnya basah oleh leleran arak.

Utbah bin Rabi'ah adalah pemuka Bani Abdus Syams. Abdus Syam sendiri adalah saudara Hasyim, buyut Rasulullah.

"Bukan barang dagangan yang berhasil mereka rampas yang aku masalahkan. Walaupun itu memang kita rugi. Tapi ada yang lebih merugikan kita, dibanding kehilangan barang." Abu Jahal mengedarkan tatapannya ke wajah semua yang hadir.

Yang ditatap saling berpaling, menoleh ke kiri dan kanan, berbalas tatap. Tanda mereka tidak mengerti yang dimaksud Abu Jahal.

"Apa maksudmu, wahai Amr?" Umayyah bin Khalaf tak sabar membendung kepenasaran. Umayyah adalah pemilik Bilal bin Rabbah. Budak asal Habasyah yang kemudian menjadi pengikut Rasulullah. Umayyah bin Khalaf masih memendam amarah karena budaknya itu, walau sudah disiksa dengan siksaan yang sangat keji, tetap keukeuh tidak mau melepaskan kepercayaannya pada ajaran Muhammad.

 

"Harga diri kita dilecehkan. Pasukan Muhammad telah menjatuhkan harga diri kita di mata kabilah-kabilah lain. Ini aib bagi kita," tegas Abu Jahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun