Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Nabi Adam As

2 Maret 2023   16:08 Diperbarui: 2 Maret 2023   16:12 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menyebutnya sebagai misteri karena memang sampai saat ini, informasi tentang Nabi Adam As sebagai manusia pertama di bumi masih debatable. Maksudnya masih terjadi kontroversi antara yang percaya dan tidak percaya.

Salah satu yang dijadikan argumen oleh pihak yang tidak percaya bahwa Nabi Adam As itu manusia pertama di bumi, adalah keterangan yang terdapat di ayat ke-27 surat Al-Maidah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti akan membunuhmu." Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-M'idah [5] ayat 27)

Ayat di atas menceritakan kisah dua putra Nabi Adam As, Qabil dan Habil. Saat itu Nabi Adam As memerintahkan keduanya untuk menikah, dan masing-masing sudah disiapkan pasangannya. Qabil dijodohkan dengan saudara kembar Habil, yang bernama Labuda. Sementara Habil dijodohkan dengan Iqlima, saudara kembar Qabil.

Namun Qabil menolak karena merasa Iqlima lebih cantik dari pada Labuda, dan dia menginginkan menikah dengan saudara kembarnya sendiri.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Nabi Adam As kemudian memerintahkan Qabil dan Habil untuk berkurban dengan harta terbaik mereka.

Syaikh Prof. DR. Wahbah az-Zuhaili, seorang pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, dalam tafsirnya, Tafsir Al-Wajiz, menuliskan sebagai berikut.

'Lalu Allah menerima qurban Habil yang berupa biri-biri, karena dia adalah penggembala biri-biri dan memilihkan biri-biri paling baik. Namun Allah tidak menerima qurban Qabil yang berupa seikat tanaman, karena dia seorang petani dan memilihkan tanamannya yang paling buruk.'

Saya menebalkan kata 'penggembala' dan 'petani' di kalimat di atas, karena kedua kata tersebut yang dijadikan argumen oleh pihak yang menganggap Nabi Adam As bukan orang pertama di bumi.

Menurut pihak tersebut, Syaikh Prof. DR. Wahbah az-Zuhaili -- secara tekstual -- menyebutkan bahwa Habil adalah seorang penggembala, dan Qabil seorang petani.

Mereka (pihak yang menganggap Nabi Adam bukan manusia pertama) berpendapat, kalau sudah mampu menggembala ternak dan bertani, berarti saat itu sudah era (generasi) kesekian dari perkembangan manusia di bumi. Bukan generasi pertama lagi.

Karena generasi pertama manusia di bumi, sebagaimana kita ketahui, hidupnya masih nomaden (tidak menetap), dan berburu untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagaimana dijelaskan sebuah artikel yang ada di Kompas online tanggal 01/11/2022. Di artikel tersebut disebutkan,

'Pada zaman praaksara, pola hidup yang dilakukan manusia purba tentu sangat berbeda dengan manusia zaman sekarang, termasuk mengenai tempat tinggal. Pola kehidupan manusia purba pada masa itu disebut dengan nomaden. Nomaden adalah cara hidup dengan berpindah-pindah ke suatu tempat lain secara berkesinambungan. Pola hidup nomaden ini sudah mulai dilakukan sejak Zaman Paleolitikum (Batu Tua). Alasan manusia purba melakukan nomaden adalah karena kehidupan mereka yang masih sangat sederhana dan keterbatasan kemampuan. Pola kehidupan berpindah-pindah tempat tinggal ini berlangsung cukup lama sebelum akhirnya manusia purba mulai hidup menetap pada Zaman Neolitikum.'

Dengan demikian, manusia purba tidak (atau belum) bertani maupun beternak, sebagaimana yang dilakukan Qabil dan Habil.

Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun