Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Joki Karya Ilmiah, Bagaimana Sidangnya Nanti?

16 Februari 2023   11:36 Diperbarui: 16 Februari 2023   11:42 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasu biro jasa skripsi/sumber: detiknews

Menarik topik yang dipilih Kompasiana kali ini. Yaitu tentang Perjokian Karya Ilmiah. Saya memang tidak bekerja di dunia pendidikan, sehingga baru tahu kalau perjokian karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal) sedang marak.

Dahulu, saat kuliah memang pernah mendengar ada orang yang menerima jasa membuatkan skripsi. Membuatkan dalam arti dari mengolah data, menganalisanya, dan menyusunnya sehingga menjadi skripsi yang lengkap. Bukan membuatkan dengan mengetikkan saja.

Banyak faktor mengapa sekarang muncul joki joki ilmiah. Dan sebagaimana umumnya, ada demand ada supply. Selama ada permintaan akan selalu ada yang menyediakan. Begitupun dengan bisnis joki ilmiah ini.

Namun pertanyaannya, apakah karena ada orang-orang yang menyediakan jasa membuatkan karya ilmiah sehingga banyak orang (mahasiswa) yang ambil jalan pintas dalam membuat karya ilmiah. Atau sebaliknya, banyaknya mahasiswa yang gak mau repot-repot membuat karya ilmiah sehingga mencari pihak yang mau menggarapnya. Entahlah, pertanyaannya jadi 'mana yang lebih dulu, telor atau ayam'.

Walaupun begitu, saya melihatnya pihak yang membutuhkan jasa yang membuat munculnya bisnis biro jasa ini. mengapa? Karena sebelumnya pun sering terdengar kabar banyaknya karya ilmiah yang terdeteksi hasil plagiat dari karya orang lain. Jadi, dari kasus plagiasi tersebut, saya lebih menyoroti pihak pemberi jasa, dalam hal ini mahasiswa, yang menyebabkan bermunculannya joki ilmiah.

Yang jadi tanda tanya bagi saya, alias membuat saya bingung, kalau karya ilmiah dibuatkan oleh orang lain, bagaimana mempresentasikan atau menyampaikan karya ilmiahnya di hadapan penguji.

Saya, yang cuma S-1, saat membuat skripsi dulu, mumetnya setengah mati. Dari mencari data, mengolahnya, mengambil kesimpulkan, Menyusun dan menuliskannya dalam bentuk skripsi. Dan itu tidak langsung jadi. Beberapa kali harus memperbaiki bagian-bagian yang dilingkari tinta merah oleh dosen pembimbing.

Berbulan-bulan menggarap skripsi saat itu. Setelah selesai pun, menunggu jadwal sidang, skripsi itu saya baca, saya pelajari tiap hari, supaya saat siding nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dosen penguji.

Tapi ternyata, walaupun sudah dibaca dan dipelajari setiap hari, tetap saja ada beberapa pertanyaan dari dosen penguji yang tidak atau susah dijawab.

Baca juga: Buku Referensi

Makanya, saya bertanya-tanya bagaimana mereka menyampaikan 'karya ilmiahnya' kalau semuanya dibuatkan oleh orang lain. Bagaimana mereka nanti menjawab pertanyaan atau adu argument dengan dosen penguji?

Atau, jangan-jangan, sidangnya juga 'boongan'?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun