Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdakwah Itu Harus Lemah Lembut

20 Januari 2023   16:08 Diperbarui: 20 Januari 2023   16:24 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
himbauan berdakwah dengan lembut/sumber: muslimorid

Pembaca, tahukah Anda, 'keistimewaan' (dalam pengertian negatif) Firaun yang dijelaskan dalam Al-Quran selain kesombongannya?

Mari kita lihat Al-Quran surat Thoha ayat 42 sampai 44, Allah berfirman,

"Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasan)Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingatKu. Pergilah kamu berdua kepada Firaun karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut."

Pembaca, kalau untuk para penguasa (raja) zalim yang lain Allah swt hanya mengutus satu Nabi atau Rasul, seperti Nabi Ibrahim as yang diutus kepada raja Namrudz, untuk 'menanganinya'.

Kalau kepada kaum-kaum yang durhaka, seperti kepada bangsa (kaum) Tsamud, 'Ad, Sodom Allah swt hanya menurunkan masing-masing seorang Nabi atau Rasul.

Lantas, sebagaimana firman Allah di surat Thoha di atas, jika untuk seorang Firaun Allah swt sampai mengutus dua orang Nabi sekaligus, yaitu Nabi Musa as dan Harun as. Maka, berarti Firaun adalah sosok yang takabur-nya melampaui batas, sosok yang kesombongannya sangat luar biasa. Sehingga Allah swt mengutus Nabi Musa dan Harun untuk mendatanginya, untuk mendakwahinya, supaya dia sadar.

Namun, ada pelajaran lain yang bisa kita ambil dari peristiwa yang digambarkan surat Thoha di atas. Yaitu, "... berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, ...."

Yang didakwahi Firaun, seorang manusia super sombong, yang sampai Allah mengutus dua nabi untuk mendakwahinya. Tetapi lihatlah ... metode dakwahnya, Allah memerintahkan mereka (nabi Musa dan Harun) untuk mendakwahinya dengan cara lemah lembut.

Ya, lemah lembut. Tidak kasar, tidak memvonis, tidak menghujat, tidak mencap ahlunnaar (ahli neraka), tidak mengkafirkan, dan kekerasan-kekerasan verbal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun