Saya, dan kebanyakan masyarakat, baru tahu ada istilah bekerja dari rumah atau WFH (Work From Home) saat pandemi dua tahun yang lalu. Kebijakan WFH diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19.
Ternyata fenomena WFH sudah banyak diterapkan oleh beberapa perusahaan. Walaupun tidak selamanya pekerjaannya benar-benar dilakukan di rumah. Bisa di mana saja; di cafe, di perpustakaan, di taman, dan lain-lain.
Tentu saja pihak perusahaan menerapkan kebijakan WFH ini karena alasan untuk meningkatkan produktivitas. Dan tentu saja pula, pihak karyawan pun akan menyambut baik opsi ini. Jadwal yang fleksibel, tidak harus masuk kantor (yang bisa saja menghabiskan waktu percuma di perjalanan), dan tidak harus berkutat di ruangan sempit -- kubik -- selama berjam-jam.
Dari hasil sebuah survey yang dilakukan digitalcom ternyata diketahui produktivitas bukanlah satu-satunya alasan orang ingin bekerja jarak jauh (tidak perlu masuk kantor). Dari 1.000 pekerja jarak jauh yang disurvey diketahui alasan yang sebenarnya mereka ingin WFH. Yaitu,
72% ingin bisa tidur siang atau berolahraga di siang hari
73% ingin bisa menonton TV sambil bekerja
14% tidak akan kembali ke kantor, bahkan jika diminta oleh majikan mereka
Berikut penjelasannya.
72% Ingin Bebas Tidur Siang atau Berolahraga di Siang Hari
Hampir tiga dari empat pekerja jarak jauh yang disurvei menyatakan bahwa memiliki waktu untuk tidur siang atau berolahraga di hari kerja adalah salah satu alasan mereka ingin WFH. Yang tentu saja kedua hal itu tidak bisa dilakukan jika harus masuk kantor.