"Apa yang engkau lihat di sana?" tanya Suhaila lagi.
"Aku melihat seorang Syekh yang luar biasa. Namanya Rabi'an bin Abdur-Rahman. Ratusan orang mendengarkan uraian ilmu darinya. Aku sepertinya tidak akan melupakan Syekh itu seumur hidupku."
"Apakah engkau ingin seperti Rabi'ah bin Abdurrahman walaupun kehilangan semua kekayaan?"
"Tentu saja aku mau. Aku ingin seperti dia walau harus kehilangan kekayaan yang kumiliki."
"Apakah engkau rela menghabiskan seluruh kekayaanmu untuk membiayai anakmu supaya seperti Rabi'ah bin Abdurrahman?"
"Ya! bahkan kalau itu lebih baik lagi."
Setelah berdiam beberapa jenak, Suhaila kemudian berkata, "Rabi'ah bin Abdurrahman itu adalah anakmu, putra kita. Ia adalah orang yang bertengkar denganmu tadi di depan pintu. Dia lahir beberapa tahun setelah engkau pergi. Dan aku telah menggunakan uang simpanan yang kau titipkan kepadaku untuk mendidiknya sampai kemudian dia menjadi seorang ulama."
Rona kebahagiaan dan kebanggaan terpancar dari wajah Farukh begitu mendengar penjelasan istrinya. Dia bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberinya seorang istri yang setia dan amanah, juga seorang anak yang saleh dan berilmu.
*****
*Kisah diambil dari buku Salaf Stories karya Abdullah bin Abdurrahman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H