Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Film

Our Brand is Crisis

7 Desember 2022   11:22 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:37 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film yang harus ditonton oleh Capres dan Timses-nya.

Ini film lama, rilis 7 tahun lalu. Saya sengaja mengulas film ini sekarang, karena kisahnya masih cukup relevan, terutama menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.

Pilpres masih jauh, masih setahun lebih, tapi pergerakan para kandidat calon Presiden (Capres) sudah terlihat. Mereka, yang akan mencalonkan atau dicalonkan, sudah wira-wiri, ke sana ke mari, cari dukungan dan membangung imej (baca pencitraan). Begitupun dengan relawan (tim sukses) masing-masing Capres. Mereka sudah bergerak berusaha menaikkan pamor jagoannya masing-masing. Tak jarang, dalam pergerakkannya itu mereka saling jegal, saling membuka aib kandidat lawan.

Kandidat atau Capres tentu akan berusaha menyembunyikan track record (latar belakang) yang buruk, karena itu akan menjadi kunci kekalahan yang bisa dimanfaatkan oleh lawan.

Nah, film Our Brand is Crisis ini justru ingin mengatakan bahwa latar belakang yang buruk justru bisa dijadikan kekuatan, dijadikan Brand, untuk memenangi Pilpres. Dan, film ini bukan fiksi, tetapi diambil dari kisah nyata.

Film bergenre drama ini diproduksi tahun 2015 dan disutradarai oleh David Gordon Green berdasarkan skenario karya Peter Straughan. Sebenarnya film ini merupakan film daur ulang dari judul yang sama, yang pernah diproduksi tahun 2005 oleh Rachel Boynton.

Film ini bercerita tentang strategi kampanye politik Gonzalo Sanchez de Lozada untuk menjadi Presiden Bolivia di tahun 2002. Film ini dibintangi antara lain Sandra Bullock, Scoot McNairy, Billy Bob Thornton, Anthony Mackie dan Ann Dowd. Pada tahun 2015, film ini terpilih sebagai salah satu film yang diputar dalam Festival Film Internasional Toronto.

Kisah film ini dimulai ketika Jane Bodine yang diperankan oleh Sandra Bulock, seorang ahli strategis kampanye politik berpengalaman, saat diajak bergabung untuk ikut ke dalam tim kampanye Castillo, salah seorang calon presiden di Bolivia. 

Semula Jane tidak begitu tertarik. Namun, Jane berubah pikiran ketika tahu salah satu calon presiden lainnya menggunakan jasa Pat Candy, yang diperankan Billy Bob Thorton, musuh lama Jane.

Setelah mengetahui latar belakang Castillo yang buruk. Jane pada awalnya pesimis dia bisa menang dan menjadi presiden Bolivia. Bahkan Jane bicara langsung kalau Castillo tidak akan bisa mendulang suara rakyat. Apalagi ditambah oleh kelakuan dan tabiat Castillo yang kasar, semakin membuat Jane muak.

Namun persaingan Jane dengan Pat Candy membuatnya berubah pikiran. Jane mengupayakan dengan berbagai cara agar kliennya menjadi presiden Bolivia, hanya karena ingin mengalahkan Pat Candy.

Jane tidak mencoba untuk mengubah citra dari Castillo yang temperamental. Melainkan Jane menjadikan sifat Castillo tersebut sebagai bahan jualan dalam kampanye dengan strategi, Our Brand Is Crisis.

Castillo dicitrakan sebagai pemimpin yang tegas. Dikampanyekan bisa melindungi rakyat Bolivia dari ancaman-ancaman luar negeri seperti IMF dan lainnya. Sementara lawan terberat dari Castillo adalah calon yang dekat dengan rakyat dengan citra yang lembut.

Berbagai hal dilakukan oleh Jane agar citra dari Castillo naik dan memenangkan pemilihan presiden. Mulai dari playing as victim hingga negative campaign. Pat Candy pun hampir sama, mereka beradu strategi untuk pencitraan kliennya masing-masing. Segala cara dilakukan kedua pihak untuk mengalahkan satu sama lain. Tak jarang mereka meneror lawannya dengan kampanye-kampanye negatif dan kampanye hitam.

Hingga pada akhirnya Castillo lah yang menang dan jadi presiden Bolivia. Namun setelah mengetahui apa yang dilakukan Castillo pada hari pertama jabatannya, Jane merasa menyesal.

Menonton Film ini benar-benar membuka mata saya tentang dunia perpolitikan. Khusunya saat-saat kampanye, akan ada orang-orang yang ditugaskan untuk mencitrakan calon sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya. Tidak peduli itu kampanye negatif ataupun menjadikan diri sendiri sebagai sasaran tembak, yang penting rakyat simpati. Urusan ingkar janji setelah memimpin, itu urusan belakang.

Film ini layak untuk ditonton. Gak terlalu berat tapi cukup bikin mikir. Tetapi penting untuk dijadikan referensi oleh tim sukses kandidat yang akan bertarung di Pilkada atau Pilpres nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun