Kuambil kau dari bambu pilihan
Karena aku ingin kau jadi senjata yang rancap
Rancap menusuk bengisnya kezaliman
Kuraut kau dengan hati-hati
Karena aku ingin kau punya jati diri
Jati diri yang terlihat bukan karena prestasi
Kutimang kau dengan penuh kasih sayang
Karena aku ingin kau kelak lantang
Lantang menantang kezaliman
Kuarahkan kau ke sasaran yang tepat
Dan aku ingin kau melesat cepat
Cepat bagai kilat menancap dada pengkhianat
Kuharap kau tak terjebak
Oleh indahnya ruang tak berjarak
Yang penuh dengan perangkap
Kau akan hidup dalam dimensi halusinasi
Jangan bergerak mengandalkan legitimasi
Cukup buktikan bahwa kau punya hati
Kau akan hidup dalam keajaiban
Yang setiap saat menebar racun mematikan
Yang akan menerkammu bagai makanan
Jadilah kau pemenang di setiap kompetisi
Menang karena kau punya nurani
Bukan karena kau direkomendasi
Ingat, hidup ini belum berakhir
Tapi akan berlanjut ke dimensi yang lain
Dimensi di mana yang bicara tangan dan kaki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H