Seperti saat saya punya keperluan mendadak dan penting, dan uang di simpanan (di bank) tidak cukup, maka saya sepakat dengan istri untuk mengeluarkan satu batang emas tabungan yang 10 gram. Saat itu hari libur, pegadaian tutup, maka saya ajak istri ke pusat penjualan emas di kota saya. Dan tidak sampai setengah jam, emas ditangan sudah berubah menjadi gepokan uang.
Untuk lebih terasa menguntungkan, saat itu saya menjual emas yang pertama saya beli, yang harganya paling rendah saat dibeli. Jadi kalau dibandingkan dengan uang yang saya dapat, berkali-kali lipat untungnya, karena ema situ dibeli lima tahun sebelumnya.
Memang menabung emas itu akan terasa menguntungkan kalau di atas 3 tahun, karena perubahan harganya cukup besar.
Jadi, apalagi kalau memang bunga bank 0%, sekarang saatnya Anda beralih denga menabung emas. "The desire of gold is not for gold. It is for the means of freedom and benefit," kataan Ralph Waldo Emerson.
'Bagaimana dengan buyback yang harga menjual lebih rendah disbanding harga saat membeli?' demikian pertanyaan seorang teman yang belum setuju menabung emas.
Ya, memang di emas ada yang disebut harga buyback. Contohnya harga emas 1 gram di tanggal 23 September 2022. Harga kalau kita membeli Rp 945.000, dan harga buyback (kalau kita menjual) Rp 805.000. Ada selisih Rp 140.000.
Rugi, dong?
Ya rugi kalau Anda membeli emas sekarang, lalu dijual lagi hari ini. Pertanyaannya, ngapain beli emas kalau untuk dijual lagi di hari yang sama?
Kedua, masalah buyback ini, pandanglah dari sisi si pedagang emas (tempat kita menjual emas). Mereka sedang berbisnis, dan mereka dapat keuntungannya dari harga buyback itu. Dan itu adalah kompensasi atau keuntungan bagi pihak yang memperdagangkan emas. Konon sistem buyback inilah yang membuat perdagangan emas terus berputar secara konsisten selama ribuan tahun.
Itu pengalaman saya menabung dengan cara menyimpan emas batangan, atau sering disebut juga logam mulia, sampai sekarang.
Semoga bermanfaat.