Kenapa?
Jawabannya ada di sampul buku ini. Sampul yang sangat provokatif, menurut saya.
Selain judulnya yg menegaskan bahwa 'Baku Tak Mesti Kaku', ada 2 alasan lain kenapa Anda harus memiliki buku ini. Yaitu pertama, kalimat 'Kepintaran tenggelam tanpa keterampilan bahasa. Kedunguan gemerlap berkat kepiawaian bahasa'.
Kedua, testimoni yang disampaikan oleh penulis Dee Lestari,Â
"Ivan Lanin mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai arena bermain yang sarat tantangan seru sekaligus menghibur. Bagi saya, itulah yang menjadikan buku ini berharga dan patut dikoleksi".
Jelas, bahwa buku ini akan memandu Anda, atau membuat Anda mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan benar (sesuai kaidah) tanpa merasa kaku saat menulis atau bertutur.
Kadangkala, karena ingin (merasa harus) menunjukkan 'kehebatan', kita menulis, atau berbicara, menggunakan kata, kalimat, atau istilah yang salah atau kurang tepat. Dan itu kita lakukan karena kita tidak mengetahui ada kata atau istilah yang tepat untuk apa yang kita maksud.
Seperti beberapa istilah yang saya tanyakan di atas. Terus terang, saya pun baru mengetahuinya setelah membaca buku ini.
Buku ini tidak tebal, hanya 173 halaman. Itu pun tiap halamannya tidak terisi penuh, hanya beberapa baris. Bahkan ada yang cuma 3-4 baris, dengan sebagiannya menggunakan font yang besar. Saya yakin, dalam waktu kurang dari 1 jam Anda akan mampu menamatkan membaca buku ini. Bahkan Anda dapat membacanya sambil tirah baring.
Namun, jangan anggap remeh buku ini. Walaupun kalimat-kalimat yang mengisi tiap halaman buku ini hanya beberapa baris. Walaupun Uda Lavin menulisnya seolah sambil guyon, tapi isinya daging semua.
Maka, saya merasa harus mewajibkan Anda memiliki buku ini. Bukan hanya memiliki, bahkan Anda harus meletakkannya di meja tulis Anda, di samping laptop atau PC Anda.