Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BBM Naik, Mau Bagaimana Lagi?

5 September 2022   10:58 Diperbarui: 5 September 2022   11:16 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sedang melakukan perjalanan ke Bandung, Sabtu kemarin, saat ada pengumumam kenaikan harga BBM.

Saya berangkat dari Tasikmalaya pukul 13.45. Pukul 14 lebih saya mendapat info di grup WA, bahwa pada pukul 14.30 pemerintah akan menaikkan harga BBM. Dan betul saja, saya lihat sepanjang perjalanan, di setiap SPBU, terjadi antrian kendaraan motor dan mobil yang akan membeli BBM dengan harga sebelum naik.

Beruntung, sebelum berangkat saya mengisi full BBM mobil dahulu. Namun, tetap saja harga BBM baru ini tak bisa dihindarkan. Esoknya, hari Ahad, saat Kembali ke Tasikmalaya, saya harus mengisi BBM mobil yang saya kendarai. Tentu saja dengan harga baru.

Tentu saja pengumuman di siang bolong itu mengagetkan, terutama bagi masyarakat pengguna BBM sebagai modal usaha sehari-seharinya. Seperti tukang ojek, baik yang online atau yang offline, para pedagang yang menggunakan sepeda motor saat jualannya, para supir angkutan, baik angkutan dalam kota maupun angkutan antar kota.

Kalau kata teman saya bahkan sangat mengagetkan. Bagaimana tidak, saat akhir bulan kemarin ada isu BBM mau naik dan ternyata tidak jadi, masyarakat sudah senang. Bahkan masyarakat sudah ber-husnu zhon, pemerintah telah mendengar keluhan masyarakat kalau BBM naik, sehingga kemudian membatalkan keputusannya.

Eh ... tiba-tiba, sedang asik-asik beraktivitas, pemerintah mengumumkan kenaikan BBM.

Tentu saja efek domino dari dampak kenaikan harga BBM ini langsung terasa. Tarif angkutan kota naik, ojek online pun protes, minta tarifnya disesuaikan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan dengan kenaikan harga BBM ini?

Supaya hidup kita berjalan seperti semula, yang bisa kita lakukan ya ... salah satu atau kedua cara berikut,

  • Menambah pemasukan, dengan mencari objekan lain yang sekiranya dapat menambah income.
  • Mengurangi pengeluaran, dengan cara mengirit atau menghemat. Anak-anak suruh naik sepeda misalnya kalau sekolah, atau kita sendiri kalau pergi ke kantor.

Hanya itu?

Ya!

Mau bagaimana lagi?

Mau protes ke pemerintah? Ke DPR, ke Pertamina? Atau ke siapa?

Mereka semua 'ndablek', kok.

Sudah berapa kali harga BBM naik, sudah berapa kali pula rakyat, khususnya mahasiswa, protes, demo, tetap saja naik.
Apa pernah pemerintah menurunkan kembali harga BBM yang suda diumumkan naik?

Ga pernah, kan?

Jadi?

Ya, mau bagaimana lagi. Nrimo saja dengan keputusan pemerintah ini.

Tapi, mari sambil berdoa, semoga di tahun 2024 nanti, terjadi pergantian kepemimpinan negeri ini. Semoga nanti yang jadi presiden, bukan rezim yang sekarang berkuasa dan siapa pun yang ingin meneruskannya.

Semoga Allah Swt menunjuk siapa pun untuk memimpin negeri ini adalah seseorang yang:

  • Lebih mengayomi rakyat kecil.
  • Adil dan bijak dalam mengambil keputusan.
  • Jujur dalam mengelola negara.
  • Diridoi Allah Swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun