Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkinkah Seorang Muslim Menjadi Teroris?

21 Agustus 2022   09:04 Diperbarui: 21 Agustus 2022   09:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban saya adalah, 'Tidak mungkin!'

Artikel yang saya tulis kali ini adalah beberapa alasan dari jawaban saya di atas. Namun, sebelumnya kita pahami dulu pengertian dari 'teroris'.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teroris artinya 'orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik'.

Pengertian kedua di KBBI di atas lebih dibuat spesifik. Memang kebanyakan aksi-aksi terorisme yang terjadi di berbagai negara dilatarbelakangi oleh persoalan politik. Walaupun sebenarnya pengertiannya lebih luas. Untuk lebih jelasnya kita akan melihat pengertian teror (perbuatannya) menurut KBBI.

KBBI mendefinisikan teror sebagai berikut:

  • Usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan
  • Ancaman, tindakan kekerasan, dan sebagainya yang sangat menakutkan.

Sudah mulai jelas, kan, kalau seorang Muslim tidak mungkin-bahkan mustahil-melakukan hal-hal yang disebutkan dalam KBBI di atas.

Kenapa?

Karena,

#1 Ada Perintah Salat

Salat bagi seorang Muslim adalah wajib. Artinya mutlak harus dikerjakan. Dan salat dapat mencegah orang yang melaksanakannya dari berbuat keji dan munkar, sebagaimana firman Allah Swt.

"Bacalah kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar ...." (QS. Al-Ankabut (29): 45)

Prof.Dr.H. A. Ya'kub Matondang, MA dalam sebuah ceramahnya mengutip sebuah tafsir yang menjelaskan pengertian keji dan mungkar. Menurut beliau, perbuatan keji adalah perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran wahyu. Sedangkan mungkar adalah perbuatan yang bertentangan dengan akal. Manusia tidak menyukai hal-hal yang buruk yang bertentangan dengan wahyu dan akal sehat.

Jadi, kalau saja seorang Muslim mengerjakan salat dengan benar, maka dia tidak mungkin melakukan aksi teror, atau menjadi teroris. Karena semua makna yang terkandung dalam kata 'teror (teroris)' bertentangan dengan wahyu dan akal manusia.

Memang ada yang mengerjakan salat dengan tidak benar? Ada! Makanya Allah Swt mengancam orang yang melakukan salat dengan tidak benar (lalai) akan dimasukkan ke dalam neraka. Allah swt berfirman,

"Maka celakalah orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya." (QS. Al-Ma'un (107): 4-5)

#2 Seorang Muslim Harus Berbuat Ihsan

Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa Rasulullah Saw ditanya oleh malaikat Jibril-yang menyamar-tentang ihsan. Beliau kemudian menjawab,

"Hendaklah engkau menyembah (beribadah kepada) Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat engkau." (HR. Muslim)

Karena ibadah itu luas maknanya, dan tidak hanya yang mencakup ritual seperti salat, maka dalam setiap aktivitas kehidupannya, seorang Muslim harus seolah-olah melihat Allah Swt, dan meyakini bahwa Allah Swt melihat semua perbuatannya. Jadi ada kesadaran bahwa Allah Swt selalu mengawasinya. Kesadaran yang akan membuat seorang Muslim menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak disukai Allah Swt.

Dengan ihsan seorang Muslim akan bekerja sebaik mungkin seprofesional mungkin. Contoh perintah berbuat ihsan dalam bekerja contohnya adalah dalam menyembelih hewan kurban.

Rasulullah Saw bersabda,

"Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan (baik) dalam segala hal. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara ihsan. Jika kalian menyembelih (hewan), lakukan dengan ihsan. Hendaklah kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya." (HR. Muslim no.1995)

Terhadap hewan yang akan disembelih saja seorang Muslim diperintah berbuat baik dengan menajamkan pisaunya supaya proses penyembelihannya cepat, tidak terasa sakit oleh si hewan, apalagi terhadap manusia. Jadi, sangat tidak mungkin jika seorang Muslim berbuat teror.

#3 Ancaman Keras terhadap Pembunuh Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling mulia (istimewa) di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam surat al-Isra' ayat 70,

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."

Imam Ibnu Katsir mengatakan, "Ayat ini menjadi dalil bahwa manusia lebih utama dari malaikat." (Tafsir Ibnu Katsir 5/97, Darut Thayyibah, cet ke-II, 1420H, Asy-Syamilah).

Sehingga merupakan dosa besar perbuatan membunuh manusia. Membunuh seorang manusia tanpa alasan syar'i sama dengan membunuh semua manusia. Allah Swt berfirman,

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. ...." (QS. Al-Ma'idah (5): 32)

Jika membunuh satu orang saja disebut sama dengan membunuh semua manusia, apalagi jika membunuh lebih dari satu orang. Apalagi sampai puluhan atau bahkan ratusan sebagaimana sering terjadi dalam sebuah aksi terorisme. Jadi, mustahil jika seorang Muslim menjadi teroris.

#4 Tidak Mencelakakan Orang Lain

Rasulullah Saw bersabda,

"Yang disebut dengan Muslim sejati adalah orang yang selamat orang Muslim dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari no.10 dan Muslim no.40)

Seorang Muslim yang baik adalah yang tidak mencelakakan (membuat selamat) Muslim yang lain dengan perkataannya (lisan) seperti dari fitnah, ghibah, atau menipu (membohongi), dan dengan tangannya seperti memukul, menindas, atau menzalimi.

Jadi tidak mungkin seorang Muslim melakukan aksi teror sampai menghilangkan nyawa manusia, kalau dengan perkataan saja dia dilarang mencelakaan orang lain.

Demikian 4 alasan saya mengapa menjawab pertanyaan di atas, bahwa seorang Muslim tidak mungkin menjadi teroris.

Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun