Hampir sebulan yang lalu jagad maya dihebohkan dengan adanya ancaman Kominfo. Saat itu Kominfo mengancam akan memblokir layanan PSE atau Penyelenggara Sistem Elektronik jika tidak melakukan pendaftaran sampai tanggal 20 Juli 2022. Ancaman Kominfo tersebut merujuk ke Permen No. 05 Tahun 2020 Pasal 7.
Berbagai respon muncul terhadap ancaman Kominfo tersebut. Salah satunya adalah bahwa itu adalah peluang bagi PSE lokal untuk unjuk gigi. Termasuk penulis yang menyuarakan seperti itu. Saya menuliskannya di Kompasiana dengan judul 'Pendaftaran PSE, Saatnya Media Sosial Lokal Unjuk Gigi'. Dapat dibaca di sini.
Bukan tanpa alasan saya menulis artikel tersebut. Hampir setahun saya mengenal dan menjadi member sebuah media sosial lokal, Opinia. Media sosial ini 100% asli karya pribumi. Dan hari ini, 15 Agustus, tepat setahun Opinia hadir di antara media-media sosial asing.
Platform media sosial buatan Indonesia ini mengusung slogan "Inspiring and Fun". Dan memang itu yang dirasakan saya selama ini bermedsos di Opinia. Menyenangkan dan menginspirasi.
Opinia memiliki lima fitur utama sebagai dasar layanan, yakni Idea, Artikel, Poling, Petisi, dan Grup. Setiap member atau pengguna dapat menuangkan ide-ide mereka, mengekspresikan perasaan, mengurai gagasan, menyatakan sikap, memotret ragam pendapat publik, dan menguatkan komunitas melalui fitur-fitur tersebut.
Khusus untuk artikel pun ada tujuh jenis tulisan yang disediakan untuk member yang ingin menyalurkan hobi menulisnya. Ketujuh jenis artikel tersebut adalah: Opini, Esai, Resensi, Cerpen, Cerbung, Puisi, dan Humor. Jadi, di Opinia, semua diberi kesempatan untuk menuangkan buah pikirannya.
"Opinia, kami harap, menjadi pilihan bagi penulis dan pegiat literasi. Karena itu, kami sediakan fitur Idea untuk tulisan singkat, pantun, maupun gambar atau meme. Sementara fitur Artikel untuk tulisan yang lebih panjang, seperti opini, esai, cerpen, cerbung, puisi, dan resensi," ucap salah seorang pendirinya, Arip Musthopa.
Uniknya, dan ini yang membedakan dengan platform media sosial yang lain. Salah satunya adalah Opinia menyediakan Reward dalam bentuk poin bagi Opinian, sebutan bagi pengguna Opinia. Ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi berupa sistem level, finansial, dan merchandise.
Saya sendiri sudah membuktikannya. Dari poin POP Cash, saya sudah menukarkan poin dengan uang Rp, 100.000,- yang langsung ditransfer ke rekening. Dan dari poin POP Merchant, saya sudah mendapatkan satu buku karya Tere Liye.
Poin POP Cash didapat jika kita menulis artikel di Opinia dan tulisan kita itu ada yang membaca. Jika ada satu pembaca maka kita dapat poin 50. Semakin banyak yang membaca maka akan semakin banyak poin yang didapat, sehingga kita ditantang untuk menulis artikel yang bagus, dan menarik sebanyak mungkin member Opinia membaca.
Sedangkan poin POP Merchan akan kita dapat saat kita membaca artikel-artikel yang ada di Opinia. Semakin banyak membaca, poin pun semakin banyak diraih.
Jadi, di Opinia, penulis dan pembaca, sama-sama akan mendapat Reward. Sangat menyenangkan, bukan?
Sekarang Opinia sudah tersedia di Play Store, dan sudah di download puluhan ribu kali.
Bila Anda gemar dengan literasi, Opinia adalah pilihan yang tepat. Selain untuk menyalurkan ide-ide Anda juga untuk berjejaring dengan sesama penulis se-Indonesia. Kita berinteraksi, berbagi literasi, dan saling menginspirasi.
Semoga Opinia dapat menjadi sarana meningkatkan level literasi Indonesia, yang saat ini masih terpuruk. Dan menjadi sarana bagi penggiat literasi Indonesia dalam menyalurkan kemampuannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H