Sering terjadi ' pertengkaran' antara orangtua dengan anak-anak, terutama yang remaja atau menjelang remaja mengenai jenis film apa yang dibolehkan ditonton.Â
Anak-anak, terutama yang sudah remaja, merasa mereka sudah memenuhi batas usia untuk menonton, sementara orangtua merasa harus melindungi mereka dari pengaruh negatif dari film. Dan, salah satu jenis film yang sering diperdebatkan antara orangtua dan anak adalah film horor.
Untuk film horor, orangtua memang harus berani melarang anak-anak mereka menontonnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang akan membahayakan anak-anak jika menonton film horor.
Baca juga: Mencegah Anak Terpapar Konten Porno
#1 EFEK MENGERIKAN
Adegan-adegan mengerikan adalah bumbu utama dari film horor. Walaupun ada beberapa film yang dikategorikan horor tetapi tidak dominan adegan mengerikannya.
Adegan-adegan mengerikan yang ditayangkan di film horor; hantu-hantu berwajah buruk (seram), adegan kekerasan yang penuh dengan cipratan darah, adegan penyiksaan, dan adegan-adegan lain, tidak hanya membuat anak-anak gelisah saat menontonnya, tetapi akan berefek jangka panjang. Karena anak-anak memiliki memori mengingat yang kuat.
#2 KECEMASAN DAN PHOBIA
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kognitif seseorang didasarkan pada cara memahami (melihat) apa yang terjadi di sekitarnya dan menyesuaikannya dengan pandangan dunia yang lebih luas. Pada anak-anak, perkembangan kognitifnya masih berkembang.
Saat orang dewasa menonton film yang menakutkan, maka ia akan tahu perbedaan antara fakta dan fiksi. Misalnya, monster itu tidak ada, atau alien itu tidak keluar dari perut manusia. Namun, tentu sulit bagi anak-anak untuk membuat perbedaan itu. Mereka bisa menganggap semua itu terjadi dalam kenyataan.
Apalagi kalau film horor itu mengambil materi mereka dari kehidupan nyata. Misalnya tentang pembunuh berantai, dengan jalinan cerita kehidupan sehari-hari, di sebuah kota misalnya. Anak-anak, yang belum bisa membedakan fakta dan fiksi, akan menganggap semua yang terjadi di dalam film terjadi juga di luar sana, dan kejahatannya dianggap nyata.
Anak-anak berada pada titik dalam kehidupan mereka di mana imajinasi mereka sangat aktif. Tentu akan berisiko menimbulkan gangguan kecemasan berdasarkan apa yang mereka lihat.
#3 KESULITAN TIDUR
Jangankan anak-anak, orang dewasa pun terkadang sulit tidur setelah menonton film horor. Karena selama menonton film detak jantung akan melonjak dan terjadi peningkatan adrenalin, khususnya di saat adegan-adegan menegangkan atau menakutkan.
Untuk anak-anak, efeknya lebih perbesar. Setiap adegan-dengan suaranya-yang menegangkan akan dianggap untuk menangkap mereka. Kehingga ketakutannya bisa terbawa hingga malam, dan membuatnya sulit tidur, atau bahkan menyebabkan mimpi buruk.
#4 TERBIASA MENGHADAPI KEKERASAN
Ini efek buruk dari sisi pembentukan sikap. Ketika seorang anak melihat sesuatu yang berulang-ulang, pada akhirnya dia akan terbiasa. Sesuatu yang awalnya tampak mengejutkan dan ekstrem lambat laun akan dianggap sesuatu yang biasa.Â
Cipratan darah dan anggota tubuh yang putus, yang tadinya membuatnya menyembunyikan wajah, akan berubah menjadi sesuatu yang bahkan tidak membuatnya bergeming.Â
Film-film penyiksaan akan membuat penonton tidak peka terhadap kekerasan. Kekerasan tidak akan dianggap lagi sebagai sebuah kekerasan. Apakah kasus yang terjadi baru-baru ini, seorang anak SMP membunuh temannya, membuktikan pernyataan di atas?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harrison dan Cantor dari University of Wisconsin menunjukkan bahwa semakin muda seorang anak suka menonton film horor, akan semakin lama pengaruhnya. Perilaku negatifnya pun dapat berkembang seiring bertambahnya usia dengan beberapa mengalami trauma dan gangguan kecemasan hingga dewasa
Penelitian yang didanai oleh National Institute of Mental Health itu juga menyimpulkan bahwa kelebihan menonton film dan televisi, baik bergenre horor atau tidak, sangat merugikan perkembangan psikologis anak. Bahkan acara yang sebelumnya dinilai pantas untuk anak-anak pun terkadang bisa berefek negatif. Orang tua tetap harus pandai menilai materi tontonan dan kemudian membuat keputusan apakah anak-anak mereka diizinkan untuk menontonnya atau tidak.
Jangan pernah takut untuk menetapkan batasan pada apa yang boleh ditonton oleh anak-anak. Bagaimanapun kengerian yang mereka lihat sekarang bisa berlangsung selama sisa hidup mereka. Apalagi sekarang sedang digalakkan budaya sensor mandiri.
Sumber:
https://insider.pureflix.com/movies/the-effects-of-horror-movies-on-the-minds-of-teens
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI