"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS. Al-Anbiya: 35)
#2
Kekayaan (dan kemiskinan) tidak menjadikan seorang manusia mulia (atau hina). Beberapa ayat Al-Quran berikut menjelaskannya.
"Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya". (QS. Al-Isra': 21)
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untuk menjadi harapan". (QS. Al-Kahfi; 46)
#3
Mungkin muncul pertanyaan, kenapa Tuhan menciptakan kondisi kaya dan miskin?
Manusia diciptakan oleh Allah Swt hanya untuk beribadah kepada-Nya. Dan, status atau kondisi kaya dan miskin ini akan menjadi sarana atau jalan seorang manusia beribadah. Yaitu, bagi si kaya, kekayaannya akan membuat dia bersyukur. Sementara si miskin, kondisinya itu akan menimbulkan sikap sabar. Berikap syukur dan sabar akan mendapatkan pahala, sebagaimana ibadah ritual seperti salat, puasa, dan membayar zakat.
Selain itu, kondisi kaya dan miskin akan menciptakan hubungan sosial yang ideal di tengah masyarakat, yaitu terjadinya aksi tolong-menolong dari Si Kaya kepada Si Miskin.
#4
Kedua hadis di bawah menjelaskan arti sebenarnya dari istilah 'kaya'.