Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Muhasabah Akhir Tahun

29 Juli 2022   16:43 Diperbarui: 29 Juli 2022   16:54 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan selamat tahun baru Islam/sumber: tribunnews

Dalam beberapa jam lagi kita akan memasuki tahun baru, tahun 1444 H, dan meninggalkan tahun 1443 H.

Selaku seorang Muslim, selayaknya kita lebih memperhatikan pergantian tahun Hijriyah daripada tahun Masehi, walaupun memperingati tahun baru Masehi pun bukan sesuatu yang salah. Dan sudah selayaknya momen pergantian tahun tidak dirayakan dengan hura-hura atau pesta pora.

Karena hakikatnya, baik tahun baru Hijriyah maupun tahun baru Masehi, keduanya sama. Di setiap pergantian tahun itu berarti usia kita semakin berkurang. Setiap pergantian tahun berarti semakin mendekatkan kita pada akhir jatah umur kita atau akhir dari hidup kita. Karena itu, sangat tidak logis bahkan aneh kalau pergantian tahun dirayakan dengan sukacita apalagi dengan pesta yang glamour.

Baca juga: Akhir yang Indah

Lalu apa yang harus dilakukan di saat pergantian tahun?

Evaluasi diri.

Momen pergantian tahun baru Hijriyah atau tahun baru Masehi adalah momen yang tepat untuk evaluasi diri atau muhasabah. Apa yang telah kita lakukan selama 12 bulan terakhir, dan rencana apa yang akan kita lakukan dalam 12 bulan ke depan.

Malam pergantian tahun, adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mengevaluasi semua yang kita alami setahun ke belakang. Kita ingat-ingat lagi, capaian apa yang kita raih di tahun kemarin. Harapan atau keinginan apa yang terealisasi dan yang belum. Juga, kegagalan apa yang kita alami. Dan sebagainya.

 

Dengan mengevaluasi diri atas apa yang terjadi di tahun yang lalu, kita bisa membuat resolusi untuk tahun depan.

Dalam Islam evaluasi diri itu dikenal dengan istilah muhasabah. Muhasabah berasal dari akar kata hasiba, yahsabu, hisab. Artinya secara etimologis melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari, muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.

Dalam Islam muhasabah ini termasuk amalan sunah yang sangat penting dilakukan. Bahkan bukan hanya setahun sekali di saat pergantian tahun, tetapi di setiap malam, seorang Muslim diharuskan melakukan muhasabah.

Sayidina Umar bin Khaththab ra pernah berpesan,

"Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang karena lebih mudah bagi kalian menghisab diri kalian hari ini daripada besok (hari kiamat). Dan bersiaplah untuk menghadapi pertemuan terbesar. Ketika itu, kalian diperlihatkan dan tidak ada sesuatu pun pada kalian yang tersembunyi." (Az Zuhd, Ahmad bin Hambal, h. 177)

Dengan melakukan muhasabah secara rutin, seorang Muslim akan senantiasa melakukan perbaikan. Senantiasa memperbaiki diri dari sisi akhlak, ibadah, dan muamalah. Sekaligus memperbaiki diri dengan mengurangi atau meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang syariah.

Untuk itu, ada dua hal yang lebih baik dilakukan di malam pergantian tahun daripada dengan berpesta. Yaitu, istighfar dan syukur.

Dalam kehidupannya, seorang manusia cenderung melakukan dua hal, yaitu berbuat dosa atau melakukan amal saleh. Dua hal inilah yang harus kita lihat di tahun kemarin. Dua hal ini yang berujung kepada kita untuk ber-istighfar atau harus bersyukur.

Tidak ada satu orang pun manusia yang tidak pernah berbuat dosa. Oleh karenanya, mengucapkan istighfar di malam pergantian tahun sangat tepat dilakukan. Sebagai pernyataan permohonan ampun kita kepada Allah Swt serta sebagai pernyataan tekad untuk tidak mengulanginya lagi di tahun depan.

Rasulullah Saw saja yang dijamin diampuni dosa-dosanya, tetap membaca istighfar setiap hari. Dari Abu Hurairah ra beliau berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Demi Allah, sesunguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari." (Hadits Riwayat al-Bukhari)

Dalam hadits lain diriwayatkan dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshari, Rasulullah bersabda, "Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan beristighfarlah (memohon) ampun kepada-Nya, Karena sesungguhnya aku bertaubat sebanyak seratus kali dalam satu hari."

Setelah mengingat dosa-dosa kita dan kemudian kita ber-istighfar, selanjutnya kita mengingat segala keberhasilan, kesuksesan, nikmat, dan apapun yang membuat kita bahagia di tahun kemarin. Untuk kemudian kita mensyukurinya.

Allah Swt berjanji, dengan mensyukuri nikmat, maka Dia akan menambah nikmat tersebut. Dalam al-Quran surat Ibrahim ayat 7, Allah Swt berfirman,

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

Tentu semua berharap keberhasilan, kesuksesan dan kenikmatan yang diraih di tahun kemarin dapat diraih kembali di tahun depan, bahkan dengan raihan yang lebih banyak. itu semua sudah pasti sesuai janji Allah, manakala kita mensyukuri setiap keberhasilan, kesuksesan dan kenikmatan tersbut.

Istighfar dan syukur merupakan jaminan di tahun depan, kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari tahun kemarin.

Selamat tahun baru 1444 H.

Semoga di tahun depan kita mendapatkan nikmat; Kesehatan, kesejahteraan, keselamatan, kesuksesan, yang lebih dari tahun kemarin.

Semoga Allah Swt selalu melindungi dan membimbing kita tetap berada di jalan yang diridoi-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun