Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemekaran Wilayah: Pejabat Baru dan Dilema Alih Aset

18 Juli 2022   17:21 Diperbarui: 18 Juli 2022   17:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pemekaran wilayah/sumber: detikkasuscom

Yang menarik adalah soal aset daerah. Yang saya ketahui, antara Kabupaten Tasikmalaya dengan Kota Tasikmalaya, penyerahan aset ini tidak berjalan mulus. Buktinya, sampai sekarang Pendopo (Kantor Bupati Tasikmalaya) yang berada di pusat Kota Tasikmalaya, konon masih dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Artinya belum diserahkan ke pemerintah Kota Tasikmalaya.

Satu hal lain, efek dari lambatnya penyerahan aset ini adalah tidak terpeliharanya aset-aset tersebut, alias terbengkalai tidak terawat. Contohnya, beberapa sarana olahraga (GOR Sukapura, GOR Susi Susanti, dan GGM) yang berada di Komplek Olahraga Dadaha, masuk wilayah Kota Tasikmalaya, statusnya masih milik Kabupaten Tasikmalaya. Sehingga untuk beberapa tahun kondisinya sangat mengkhawatirkan (tidak terurus).

Konon, menurut info dari teman saya, itu (tak terurus) terjadi karena pemerintah Kabupaten Tasikmalaya merasa yang menikmati fasilitas olah raga tersebut adalah orang-orang Kota bukan orang Kabupaten, sehingga merasa 'percuma' untuk mengeluarkan anggaran untuk memperbaiki dan merawat gedung-gedung olahraga tersebut. Sementara pemerintah Kota Tasikmalaya pun tidak bisa mengeluarkan dana untuk memperbaiki dan merawat gedung-gedung olahraga tersebut karena di APBD-nya tidak ada anggaran untuk itu.

Alhamdulillah sekarang untuk sarana olahraga tersebut asetnya sudah diserahkan ke pemerintah Kota Tasikmalaya, dan kondisinya sekarang sudah lebih baik.

Itu yang saya tahu tentang pemekaran daerah yang terjadi di Tasikmalaya. Tentu saja untuk pemekaran daerah setingkat provinsi, masalahnya akan jauh lebih banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun