Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sehari Selembar Lama-lama Menjadi Buku

7 Juli 2022   15:02 Diperbarui: 7 Juli 2022   15:13 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover buku Menggapai Tangan Tuhan/dokpri

Perjalanan panjang dimulai dari satu langkah pendek.

Sebuah buku pun dimulai dari selembar tulisan.

Memasuki tahun 2020 dunia dikejutkan dengan serangan virus Covid-19. Tak terkecuali dengan negara kita. WHO pun menetapkan serangan itu sebagai pandemi. Virus Covid-19 telah mengubah pola aktivitas hidup manusia. Semua orang dipaksa untuk diam di rumah, atau setidaknya membatasi aktivitas di luar rumah.

Semua kantor, pabrik, menerapkan WFH, Work From Home alias bekerja di rumah. Demikian juga dengan sekolah/kampus menerapkan belajar secara daring (online). Untuk mencegah penyebaran virus, pemerintah menginstruksikan semua orang untuk tidak keluar rumah (lock-down), dan membatasi saling berhubungan (social distancing).

Kantor di mana saya kerja pun menerapkan WFH. Sehingga praktis selama 24 jam berada di dalam rumah. Karena load pekerjaan tidak terlalu banyak, maka waktu luang pun lebih banyak. Untuk mengisi waktu luang tersebut, saya pun mengikuti kelas menulis, yang diasuh oleh Pak Cahyadi Takariawan.

Di salah satu sesion pelatihan, Pak Cah, demikian beliau sering dipanggil, mengatakan sebuah kalimat yang selalu saya ingat sampai sekarang.

"Kalau kita menulis sehari selembar A4, maka dalam 4 bulan kita akan punya naskah sebanyak 160 lembar A4 atau sama dengan 320 lembar A5. Dan kalau dicetak akan menjadi buku setebal 320 halaman."

Kita tahu ukuran 1 halaman buku umumnya setengah dari 1 lembar kertas fotocopy (A4).

Saya terpancing oleh nasihat Pak Cah tersebut, dan kemudian termotivasi untuk membuktikannya. Maka sejak itu saya berusaha menulis sehari 1 artikel dan diposting di Facebook (FB). Saya takpeduli apakah tulisan saya banyak yang membaca atau tidak, saat itu dalam pikiran sata adalah 'saya harus menulis setiap hari'.

Apalagi saat itu bulan Ramadan, dan ingin mengisi waktu-waktu bulan Ramadan dengan hal positif, maka saya pun mengisi hari-hari bulan Ramadan dengan menulis sehari satu artikel.

Di sebuah grup menulis di FB saya membaca ada challenge dari penerbit EDWrite Publishing. Tantangannya adalah menulis sehari satu artikel selama 15 hari berturut-turut, dan kalau tulisan-tulisannya dinilai layak, maka akan diterbitkan menjadi buku oleh penerbit tersebut.

Tanpa ragu saya pun mendaftarkan diri. Dan mulailah menulis setiap hari satu artikel dan diposting di grup FB penerbit tersebut. Setelah 15 hari, penerbit melakukan seleksi terhadap artikel-artikel yang masuk. Memilih mana yang layak untuk diterbitkan.

Alhamdulillah, ke 15 artikel saya dinilai layak untuk diterbitkan. Kemudian saya diminta untuk melanjutkan menulis setiap hari satu artikel selama 15 hari lagi. Total 30 hari saya menulis setiap hari. Dan, karena kurang mencapai jumlah halaman minimal untuk dicetak menjadi buku, maka saya pun diminta untuk menambah artikel.

Akhirnya, 40 artikel berhasil saya tulis dan dinilai layak untuk diterbitkan. Saya kemudian diminta untuk melakukan self-editing sebelum menyerahkan ke pihak penerbit.

Setelah idul fitri tahun 2020, naskah yang telah saya edit, saya serahkan ke penerbit. Kemudian oleh penerbit diproses dari mulai editing, membuat lay-out, menentukan judul buku, desain cover, dan lain-lain.

Dua atau tiga bulan kemudian, buku saya pun terbit. Ada perasaan percaya tidak percaya saat memegang buku dengan nama saya tertulis di cover buku sebagai penulis. Mungkin senangnya sama dengan saat memegang anak pertama yang baru lahir.

Mungkin, dan sungguh, isi buku saya ini tidaklah sebagus buku-buku para penulis senior. Namun, bagaimanapun ini adalah karya saya. Bagaimanapun saya telah meninggalkan jejak di dunia ini, walaupun hanya dengan sebuah buku.

Terimakasih kepada penerbit EDwrite Publishing yang telah memfasilitasi saya sampai memiliki karya berupa buku.

Tidak istimewa memang isi buku saya ini. Karena sedang pandemi Covid-19, ke 40 artikel yang saya tulis semuanya untuk memotivasi pembaca, untuk tetap semangat, yakin, dan percaya bahwa semua yang terjadi di dunia ini, termasuk serbuan virus, ada dalam kendali Tuhan Yang Maha Kuasa. Itu yang kemudian menjadi alasan saya memberi judul 'Menggapai Tangan Tuhan' untuk buku ini.

Buku ini terdiri dari empat puluh tulisan yang dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama, berisi tulisan yang menyadarkan kita bahwa kita ini makhluk yang lemah, yang tidak pantas untuk sombong, oleh 'serangan' makhluk sekecil virus saja kita tidak berdaya. Bagian kedua, berisi tulisan yang membuktikan bahwa bagi orang yang beriman dan optmis, akan selalu ada pelajaran bahkan hidayah dari setiap peristiwa, termasuk dari wabah atau wabah.

Bagian ketiga, berisi tulisan yang merupakan inti dari buku ini, yaitu bagaimana kita menggunakan jalan langit untuk melawan virus Covid-19. Bagian keempat, setelah berbagai jalan langit kita upayakan, hasilnya kemudian kita serahkan kepada Pemilik Langit dan Bumi yaitu Allah Swt. 

Tulisan-tulisan di bagian ini membuat kita sabar dan bertawakal kepada-Nya. Dan bagian kelima, berisi tulisan yang membuktikan bahwa dengan upaya jalan langit disertai sikap sabar dan tawakal, maka hasilnya membawa kepada kebahagiaan. Bukan hanya bahagia di dunia, bebas dari COVID-19, tetapi juga menggapai kebahagiaan di yaumil akhir nanti.

Itu cerita Sukanya. Dukanya, tentu dalam proses menulisnya, karena ini challenge, maka saya dipaksa untuk menghasilkan tulisan setiap hari, walaupun dalam kondisi tidak ada mood untuk menulis. Duka yang lain, mungkin dari sisi penjualan. Penerbit menyerahkan kepada penulis untuk promosi dan melakukan penjualan.

Walaupun saya bangga dengan buku karya saya ini, tetapi tetap saja ada rasa ketidakpercayaan diri atau malu-malu saat menawarkan ke orang lain.

Demikian pengalaman terbitnya buku saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun