Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prestasi di Sekolah Tidak Menjamin Sukses

5 Juli 2022   19:09 Diperbarui: 5 Juli 2022   19:11 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai raport anak Anda mengecewakan?

Tenang, ga usah panik, baca saja judul di atas!

Mungkin judul di atas agak kontroversi, ya?

Betulkah prestasi di sekolah tidak menjamin sukses dalam hidup?

Memang harus di persempit dulu pengertian 'prestasi di sekolah' dan 'sukses dalam hidup'.

Baiklah. Coba kita persempit penjelasannnya. Prestasi sekolah, yang saya maksudkan adalah: ranking, nilai mata pelajaran, sekolah pavorit, NEM untuk yang di kelas akhir, atau kalau mahasiswa IPK, cum laude, dan lain-lain. Sementara sukses, maksud saya di sini adalah: dapat pekerjaan bonafid, jadi pejabat, punya perusahaan, punya rumah mewah atau barang mewah lainnya, dan lain-lain.

Jadi, maksud dari judul di atas, tidak ada korelasi antara 'prestasi' yang dicapai seorang anak selama sekolah/kuliah dengan 'kesuksesan' hidupnya nanti.

Sebenarnya, kita yang sekarang sudah menjadi orang tua, sudah bekerja, usia sudah di atas 30 atau 40 tahun, sudah bisa melihat fakta dari judul di atas. Dengan cara kita melihat 'nasib' teman-teman sekolah/kuliah kita dulu, atau bahkan kondisi kita sendiri.

Baca juga: Sandal Pak Haji

Betulkah si A yang dulu selalu ranking 1 sekarang dia jadi seorang pejabat? Betulkah si B yang dulu lulus dengan nilai cum laude sekarang mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakannya? Atau teman kita si C yang selalu juara waktu sekolah sekarang hidupnya kaya?

Cobalah kita tengok 'nasib' teman-teman kita dulu. Itu jawaban yang simpel dan real, walaupun memang tidak menunjukkan sebuah kepastian.

Kalau ingin jawaban yang lebih akademis, coba kita baca hasil penelitian dari Thomas J. Stanley, Ph.D. yang melakukan riset terhadap 733 orang miliuner di Amerika Serikat dengan cara memetakan 100 faktor yang dianggap akan berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang.

Hasilnya?

Dari hasil penelitiannya itu, ternyata didapat kesimpulan yang cukup mengagetkan. Ternyata dari 100 faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang,

  • IQ hanya menempati urutan ke-21,
  • Bersekolah di sekolah favorit berada di urutan ke-23, dan
  • Lulus dengan nilai terbaik/hampir terbaik, hanya ada di urutan ke-30 sebagai faktor kesuksesan.

Cukup mengagetkan, kan?

Lalu apa, dong, yang akan mempengaruhi kesuksesan seseorang?

 

Menurut riset Stanley tersebut, berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan:

1. Kejujuran (Being honest with all people)

2. Disiplin keras (Being well-disciplined)

3. Mudah bergaul (Getting along with people)

4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)

5. Kerja keras (Working harder than most people)

6. Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)

7. Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)

8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/personality)

9. Hidup teratur (Being very well-organized)

10. Kemampuan menjual ide (Having an ability to sell my ideas/products)

Tulisan ini saya buat dimaksudkan untuk mengubah persepsi kita, khususnya kita sebagai orang tua yang sekarang memiliki anak usia sekolah. Bagi kita, penelitian Thomas J. Stanley mungkin 'terlambat' untuk diaplikasikan, bahkan kita termasuk yang membenarkan penelitian itu dengan melihat kondisi kita saat ini. Oleh karenanya, mari kita antarkan anak-anak kita ke sekolah dengan tidak membebaninya dengan hal-hal yang prestatif-kompetitif, semisal NEM, ranking, cum laude, atau apa pun. Mari kita perkuat ke 10 faktor di atas.

Oh ya ...

Kalau masih perlu bukti nyata, bahwa keberhasilan di sekolah/kuliah tidak berbanding lurus dengan kesuksesan hidup, mari kita lihat dua tokoh yang menjadi orang 'paling sukses' di dunia saat ini, yaitu, Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

Bill Gates adalah contoh pertama bagaimana seseorang yang tidak sekolah alias droupout, tapi sekarang menjadi orang yang buah karyanya merambah seluruh pelosok dunia. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan, sekarang ini tidak ada satu rumah pun di dunia ini yang tidak ada buah karya dari si Bill Gates ini.

 

Contoh kedua yang tidak kalah fenomenal, adalah Mark Zuckerberg, yang hanya menyelesaikan dua tahun pertama di Harvard sebelum memutuskan untuk mendirikan dan membesarkan Facebook. Sekarang siapa yang tidak tahu Facebook.

Itu real, bahkan kedua tokoh tersebut masih ada, bahkan buah karyanya masih terus mengalami pengembangan. Entah sampai kapan.

Terakhir, mungkin Anda masih penasaran, urutan selanjutnya dari faktor-faktor yang menentukan kesuksesan seseorang menurut penelitian Thomas J. Stanley, adalah sebagai berikut,

11. Investasi secara bijaksana

12. Melihat peluang yang tidak dilihat oleh orang lain

13. Menjadi bos atas diri sendiri

14. Berani mengambil resiko keuangan bila memberikan hasil yang baik

15. Memiliki mentor yang baik

16. Memiliki hasrat untuk menjadi figur yang dihormati

17. Membangun usaha sendiri

18. Menemukan peluang yang menguntungkan

19. Memiliki energi yang besar

20. Fisik yang sehat

21. Memiliki IQ yang tinggi/superior

22. Mengambil spesialisasi

23. Masuk sekolah yang top

24. Mengabaikan kritik yang tidak berguna

25. Hidup hemat

26. Memiliki iman/spiritual yang kuat

27. Beruntung

28. Investasi di perusahaan yang baik

29. Memiliki penasehat investasi yang baik

30. Lulus dengan nilai terbaik/hampir terbaik

Semakin jelas sekarang, tinggal bagaimana kita mensikapi hasil penelitian Thomas J. Stanley ini.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun