Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Antara Menabung, Utang dan Perasaan

2 Juli 2022   11:00 Diperbarui: 2 Juli 2022   11:27 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menabung dan berutang sama-sama berhubungan dengan masa depan. Menabung adalah menjual masa sekarang untuk membeli masa depan. Sedangkan berutang sebaliknya, menjual masa depan untuk membeli masa sekarang.

Kalimat di atas pernah saya tulis di artikel yang saya posting di Kompasiana beberapa hari yang lalu. Kalau Anda ingin membacanya, silahkan klik di sini.

Utang dan nabung memang seperti dua sisi mata uang. Tidak akan bertemu sampai kapan pun. Oleh karenanya, menabung menghasilkan perasaan yang sangat berbeda dengan perasaan punya utang. Tidak risih, tidak malu, tidak takut bertemu orang. tidak diteror debt-collector. Mau melakukan apa pun; membuat status di medsos sedang makan di restoran atau sedang travelling atau shoping, tidak akan malu.

Menabung adalah menyisihkan uang sejumlah tertentu, untuk tujuan tertentu. Tujuan dari menabung-dan jika perlu dengan target pencapaiannya-ini sangat perlu, karena masih menganggap sama antara menabung dengan berinvestasi.

Dari beberapa obrolan dengan teman penulis, banyak yang menganggap menabung sama dengan investasi. Sehingga mereka mengatakan, 'menyimpan uang di bank itu rugi. Bukannya bertambah, yang ada malah berkurang'. Berkurang karena biaya administrasi lebih besar dari bunga.

Mereka juga mengatakan, 'menyimpan uang di bank, atau di mana pun, sama saja dengan membiarkan uang kita dirampok'. Dirampok siapa? Maksudnya dirampok inflasi. Karena uang kita nilainya akan berkurang sejalan bergulirnya waktu.

Setidaknya dua pendapat itu yang mereka katakan tentang menabung. Kenapa mereka berpendapat begitu? Ya itu, karena mereka menganggap menyimpan uang untuk menabung sama dengan menyimpan uang untuk investasi. Mereka menganggap uang yang ditabung itu harus bertambah.

Padahal, menabung adalah menyimpan/mengumpulkan uang untuk keperluan tertentu. Tujuannya bukan untuk 'mengembangkan' uang.

Menabung adalah salah satu solusi untuk menghindarkan kita dari jeratan utang. Saya memperhatikan, hampir semua teman saya punya utang. Terutama utang cicilan kendaraan bermotor.

Proses yang mudah dengan uang muka yang murah, membuat banyak teman saya mengambil cara kredit untuk memiliki kendaraan bermotor. Padahal, kalau dihitung-hitung, total cicilan dan uang muka hampir dua kali lipat harga aslinya, atau harga kalau beli tunai.

Kalau saja mereka bersabar menunggu uang terkumpul dengan cara menabung, sebenarnya bisa lebih murah dan tidak terjerat utang. Namun, masalahnya adalah bersabarnya itu yang susah dan disiplin menyisihkan uang secara rutin yang sulit.

Jadi, sebelum menabung, tentukan dahulu tujuan menabung itu untuk apa?

Untuk membeli sepeda motor?

Untuk merenovasi rumah?

Untuk biaya menikah anak?

Dan lain-lain.

Tentukan pula waktu yang diinginkan untuk tujuan menabung itu tercapai; 1 tahun, 2 tahun, 4 tahun, dan lain-lain.

Dari tujuan dan target waktu yang ditentukan maka akan diketahui, berapa dana/uang harus ditabung setiap bulannya.

Lalu apa maksudnya 'Perasaan' di judul tulisan ini?

Menabung dan berutang, keduanya melibatkan uang. Menabung adalah mendorong uang sehingga terkumpul di masa depan. Sedangkan, berutang adalah menarik sejumlah uang-dari masa depan-untuk dinikmati masa sekarang.

Uang adalah benda mati. Ia tidak punya perasaan. Jadi, kita pun saat berhadapan dengan uang, jangan melibatkan perasaan.

Maksudnya?

Maksudnya, saat uang sedikit maupun banyak, perasaan di dalam hati kita harus sama. Jangan kayak teman-teman kantor saya. Saat ga punya uang sedih sekali, seolah mendapat musibah besar, sehingga tak kuat menanggungnya, dan solusinya adalah meminjam alias berutang.

Sebaliknya, saat uang banyak misalnya karena ada bonus atau naik gaji atau ada gaji ke-13, perasaan bahagianya lebay, seolah tambahan uang itu harus dihabiskan untuk bersenang-senang.

Idealnya, kalau tanpa perasaan, saat uang sedikit, tinggal memenej pengeluaran, sehingga tidak perlu berutang. Begitupun, saat uang banyak, perasaan tidak berubah, sehingga kelebihan uang itu bisa ditabung.

Jadi, janganlah pake perasaan saat memegang uang.

Kalau megang pasangan Anda, bolehlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun