Penulis cukup kaget saat membaca pesan di beberapa grup WA, Rabu malam kemarin. Pesan-pesan itu menginformasikan bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag), telah menetapkan bahwa 1 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Jumat (tanggal 1 Juli 2022).
PBNU pun sejalan dengan pemerintah. Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mengatakan, "Berdasarkan laporan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, seluruh lokasi tidak berhasil melihat hilal. Dengan demikian, umur bulan Zulqa'dah 1443 H adalah 30 hari (istikmal). Atas dasar istikmal tersebut dan sesuai dengan pendapat al-Madzahib al-Arba'ah, maka dengan ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memberitahukan bahwa awal bulan Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Jumat, 1 Juli 2022."
Dengan demikian pemerintah dan PBNU sudah menetapkan bahwa Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Minggu (10/7/2022).
Ini yang membuat penulis kaget. Karena sebelumnya, sebagaimana tertera di kalender-kalender yang ada di rumah dan di kantor, Idul Adha itu jatuh pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022, ditandai dengan dimerahinya angka 9 di kalender.
Ternyata Muhammadiyah pun telah menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022.
"Muhammadiyah telah menetapkan 1 Zulhijah 1443 H bertepatan dengan tanggal 30 Juni 2022. Berdasarkan keputusan tersebut Idul Adha (10 Zulhijah 1443 H) akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022." Demikian keterangan yang disampaikan Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah, Abdul Mu'thi.
Lalu, bagaimana kita menyikapi perbedaan ini?
Sebenarnya perbedaan penetapan hari raya sudah sering terjadi di negara kita. Dan selama ini hal itu tidak menimbulkan perdebatan sengit atau sampai menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
Namun, ada yang cukup krusial di bulan Zulhijah ini. Yaitu adanya anjuran untuk melaksanakan puasa sunah Arafah, bagi yang tidak berhaji, yang jatuh tanggal 9 Zulhijah. Puasa di hari Arafah diyakini kaum Muslimin dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang akan datang (dua tahun), sebagaimana hadis yang diriwayatkan Muslim.
Krusialnya, sebagaimana kegalauan seorang teman, "Jadi bagaimana nanti tanggal 9 Juli, puasa jangan?"