Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Empat Hal Baik di Lebaran yang Sulit Dilakukan di Hari Lain

8 Mei 2022   06:39 Diperbarui: 8 Mei 2022   06:50 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Enam hari yang lalu, hampir tidak ada orang yang tidak berbahagia, khususnya kaum Muslimin. Ya, hari itu adalah Hari Raya Iedul Fitri atau lebaran. Namanya juga hari raya ya ... mesti dirayakan, tentu dengan segala rasa suka cita.

Selain karena telah selesai melaksanakan ujian berat, mengendalikan hawa nafsu untuk berpuasa selama sebulan penuh, berbahagia atau bergembira di hari raya juga dianjurkan Rasulullah Saw.

 

"Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, 'Sekali waktu Rasulullah Saw datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Rasulullah Saw bertanya, 'Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?'. Mereka menjawab, 'Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria'. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah Swt telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Iedul Adha) dan hari raya fitri (iedul fitri)." (HR. Abu Dawud)

Memang menjelang Ramadan berakhir Rasulullah Saw dan para sahabat bersedih, karena akan meninggalkan segala kemuliaan dan keberkahan bulan Ramadan. Namun, di hari raya Iedul Fitri Rasulullah Saw dan kaum Muslimin merayakannya dengan berbahagia. Bahkan Rasulullah Saw mensunahkan memakai pakaian yang terbaik.

"Diriwayatkan dari Hasan bin Ali ra, ia berkata, 'Rasulullah Saw telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan." (HR. Baihaqi dan Hakim).

Maka sudah sewajarnya kaum Muslimin sekarang pun bergembira merayakan Hari Raya Iedul Fitri. Saking berbahagianya, bahkan di hari raya Iedul Fitri, kaum Muslimin melakukan empat hal baik, yang biasanya sulit dilaksanakan di hari-hari biasa.

Empat hal baik itu adalah,

Silaturrahim

Sudah menjadi rumus umum, Iedul Fitri atau lebaran = mudik. Bahkan terasa aneh kalau di hari raya Iedul Fitri tidak mudik. Sebagaimana kita rasakan dua tahun ke belakang, gara-gara pandemi.

Mudik, untuk bertemu (silaturrahim) dengan orang tua dan sanak saudara di kampung sudah menjadi budaya di hari raya Iedul Fitri. Tidak sempurna berlebaran kalau tidak mudik. Fenomena macet setiap lebaran adalah bukti antusiasnya warga untuk bersilaturrahim dengan keluarga di kampung.

Bahkan, setelah sampai di kampung, silaturrahim diperluas dengan selain keluarga. Biasanya dengan teman-teman sekolah; SD, SMP, atau SMA, melalui acara reuni atau halal bihalal.

Walaupun silaturrahim ini fadhilah (kebaikan)nya banyak sekali, tetapi di hari-hari biasa sangat jarang kita menyengajakannya, baik kepada keluarga (saudara) maupun kepada orang lain.

Saling Mendoakan

Kalimat yang diucapkan saat kita bertemu dengan sesama Muslim di hari raya Iedul Fitri adalah, Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum yang memiliki arti 'Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian'. Bahkan terkadang ditambah lagi kalimat, Kulla 'amin wa antum bi khoir yang artinya 'Setiap tahun semoga Anda senantiasa dalam kebaikan'.

Atau ucapan yang lebih umum, Minal aidin wal faidzin yang berarti 'Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan'.

Siapapun yang ditemui, tanpa melihat statusnya, secara refleks, setiap Muslim mengucapkan kalimat-kalimat di atas. Kalimat-kalimat doa untuk kebaikan siapapun yang kita temui. Padahal, di hari-hari biasa, jarang sekali atau bahkan mungkin tidak pernah kita mendoakan orang lain. Apalagi kalau bukan keluarga atau saudara.

Saling meminta maaf dan memaafkan

Hal baik lainnya, yang bahkan menjadi ciri khas lebaran, adalah saling meminta maaf dan saling memaafkan, dengan kalimat yang sudah popular 'Mohon maaf lahir batin'.

Di hari raya Iedul Fitri sangat mudah seseorang meminta maaf, begitu pun sangat mudah pula untuk memaafkan. Padahal, di hari-hari biasa, meminta maaf dan memaafkan adalah sesuatu yang terasa berat dilakukan. Teman saya malah mengucapkan sebuah candaan, bahwa hari di mana seorang perempuan mudah meminta maaf adalah di hari lebaran. Hehe ... maaf, just kidding.

Saling berbagi

Hal baik keempat yang dilakukan di hari raya Iedul Fitri adalah saling berbagi. Tradisi mudik atau silaturrahim ke kampung terasa kurang lengkap kalau tidak membawa bingkisan, walaupun sekadar setoples kue lebaran.

Fenomena maraknya penjualan parcel lebaran dan penukaran (penjualan?) uang baru, juga karena dilatarbelakangi oleh tradisi berbagi, berbagi kebahagiaan.

Alangkah indahnya kalau empat hal baik di atas; silaturrahim, saling mendoakan, saling memaafkan, dan saling berbagi, dilakukan  juga di hari-hari biasa. Atau, minimal momen melakukan empat hal baik tersebut diperbanyak, tidak hanya di hari lebaran. Dengan demikian rasa kasih sayang di antara kita pun tumbuh, sebagaimana kita rasakan saat di hari Iedul fitri.

Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun