Sudah menjadi hal biasa di momen istimewa Iedul Fitri setiap orang mengucapkan selamat dan memohon maaf. Apalagi di era sosmed seperti sekarang ini. Dari anak SD sampai pekerja kantoran, dari rakyat sampai pejabat, semuanya mengucapkan selamat hari raya Iedul Fitri 1 Syawal 1443H, dengan gayanya masing-masing.
Gaya pengucapan selamat hari raya Iedul Fitri dilihat dari pemilihan diksi dan bahasa, sehingga ucapan selamat tersebut beraneka ragam. Ada yang lucu, ada yang serius, ada yang formal, ada yang pakai bahasa gaul, ada yang menggunakan bahasa daerah, dan lain-lain. namun, semuanya sama, dibaca oleh siapapun, intinya mengucapkan selamat hari raya dan memohon maaf lahir batin.
Dari sekian ratus, atau ribu, ucapan selamat hari raya Iedul Fitri, yang berselieran di media-sosial, ada satu yang menarik, yaitu ucapan Yaqult Cholis Qoumas. Ucapan beliau tersebut saya baca di akun Twitter beliau.
Walaupun beliau Menteri Agama, tetapi karena ucapan yang maksud di twit di twitter pribadi, jadi saya pun tidak menulis 'Menag' di depan nama beliau.
Ucapan selamat beliau yang di-twit tanggal 1 Syawal, yang saya maksudkan, sebagai berikut:
"Sebagai manusia biasa, apalagi pimpinan organisasi dengan 7 juta anggota, tentu saya memiliki bejibun kesalahan. Ijinkan saya memohon maaf dan memberikan ucapan Selamat Merayakan Idul Fitri 1443 H. Taqabalallahu minna wa minkum. Siyamana wa siyaminkum. Minal aidin wal faizin."
Taklupa beliau pun menyematkan foto beliau dengan jas warna hijau, identitas dari organisasi yang beliau maksudkan di twit.
Beliau pun, di twit tersebut, tidak menyinggung-nyinggung jabatannya sebagai Menag, jadi ini adalah ucapan beliau sebagai pribadi dan sebagai pimpinan organisasi (Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor).
Sebenarnya bebas-bebas saja semua orang mengucapkan selamat hari raya dengan pilihan diksi masing-masing, sebagaimana saya tulisakan di awal tulisan ini. Namun, bagi saya pribadi, ada yang menarik dari ucapan Pak Yaqult ini. Entah mungkin karena saya yang terlalu baper?
Apanya yang menarik?
Kalimat, 'apalagi pimpinan organisasi dengan 7 juta anggota'.
Alasannya?
Karena menurut saya terlalu lebay.
Lebay kenapa?
Ya ... ngapain sampai menyebut-nyebut jumlah anggota organisasi, yang katanya 7 juta orang itu?
Apa beliau ini mau 'show of force', atau ingin bilang 'jangan macam-macam, di belakangku ada 7 juta orang yang siap digerakkan kapan saja'?
Entahlah?
Kalau saja ada pemilihan ucapan selamat hari raya Iedul Fitri terlucu, saya akan milih twit-nya Pak Menag ini, eh maaf maksud saya Pak Ketua Umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H