Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Silakan Pilih Salah Satu dari Istriku

30 April 2022   07:12 Diperbarui: 30 April 2022   08:03 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi persaudaraan, sumber: cloudprodukctivitynet

Intimidasi yang dilakukan orang-orang Quraisy terhadap kaum Muslimin memaksa Rasulullah saw dan pengikutnya, dengan berat hati, meninggalkan kampung halaman, tempat kelahiran mereka.

Setelah mencoba ke Habasyah dengan mengirim beberapa orang, termasuk putrinya Ruqayah, untuk menilai kondisinya. Dan, karena Habasyah dinilai kurang baik untuk kelangsungan dakwah Islam, maka akhirnya diputuskan destinasi Hijrah-nya ke Yatsrib.

Rasulullah dan kaum Muslimin pun kemudian berbondong-bondong Hijrah ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah.

***

Sudah beberapa pekan Rasulullah Saw dan sahabat Muhajirin (orang-orang yang berhijrah) tinggal di Madinah. Mereka, dibantu kaum Muslimin asal Madinah (Anshor) baru saja selesai membangun masjid, yang kemudian dinamai Masjid Nabawi.

Pembangunan masjid ini merupakan yang pertama dari tiga pilar untuk membangun kekuatan umat. Tiga pilar kekuatan yang dicanangkan Rasulullah Saw tersebut adalah kekuatan spiritual, kekuatan persatuan, dan kekuatan ekonomi.

Setelah selesai membangun masjid sebagai sarana membentuk kekuatan spiritual, Rasulullah Saw kemudian mempertemukan kaum Muhajirin dengan Anshor di rumah Anas bin Malik, seorang Anshor. Ada 90 orang yang berkumpul saat itu.

Untuk membentuk kekuatan persatuan, sebagai pilar kedua, Rasulullah Saw merasa perlu mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor.

Alasan lain mempersaudarakan mereka adalah karena Rasulullah Saw merasa terenyuh melihat kondisi kaum Muhajirin yang hanya membawa perbekalan apa adanya.

Rasulullah kemudian, atas pertimbangannya, mempersaudarakan seorang Muhajirin dengan seorang Anshor. Misalnya, Ja'far bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Muadz bin Jabal, Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bin Haritsah, Abu Bakar as-Shiddiq dengan Kharijah bin Zuhair, Umar bin Khaththab dengan Utban bin Malik, Abdurrahman bin Auf dengan Sa'd bin Al-Rabi', dan seterusnya.

Rasulullah Saw berharap dengan proses mempersaudarakan ini akan terjalin ikatan yang kuat antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshor. Ini diperlukan karena untuk memperluas area dakwah Islam, diperlukan kekuatan personil yang hebat. Selain itu, kekuatan personil ini juga diperlukan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh Islam.

Atas pertimbangan itu pula, kaum Anshor dengan sukarela menerima kaum Muhajirin menjadikannya saudara-saudara baru mereka.

Selepas prosesi persaudaraan itu selesai, kaum Anshor membawa saudara baru mereka ke rumahnya masing-masing untuk diperkenalkan kepada keluarga mereka.

Begitupun yang dilakukan Sa'd bin Al-Rabi', yang membawa saudara barunya, Abdurrahman bin Auf, ke rumahnya.

Setelah sampai di rumahnya, Sa'd bin Al-Rabi' berkata kepada Abdurrahman bin Auf. "Wahai saudaraku, aku ini termasuk orang yang berada di Madinah. Aku memiliki harta yang cukup banyak, termasuk rumah lebih dari satu. Aku pun memiliki istri lebih dari satu.

Rasulullah Saw telah menunjuk engkau menjadi saudaraku. Oleh karenanya, aku akan membagi dua hartaku dan akan kuberikan padamu. Rumah pun, silahkan pilih yang ingin kautinggali. Aku akan memberikannya kepadamu.

Dan juga, karena aku melihatmu berhijrah sendirian, tanpa ditemani istri. Silahkan pilih salah seorang dari istri-istriku, mana yang kauminati untuk dijadikan istri. Nanti aku akan menceraikan dia, dan setelah selesai masa idahnya, silahkan kaunikahi."

Abdurrahman bin Auf tertegun mendengar penuturan Sa'd bin Al-Rabi'. Dia terkejut dengan sikap sahabat Anshor-nya itu, yang mau berkorban untuk membantunya sebagai saudara.

Abdurrahman bin Auf sangat tahu, sahabatnya itu, Sa'd bin Al-Rabi', bersedia memberikan itu semua semata-mata karena ketaatan melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Walaupun begitu Abdurrahman bin Auf  adalah orang yang memiliki integitras dan harga diri. Dia tidak bersikap aji mumpung dengan memanfaatkan penawaran saudaranya itu.

Abdurrahman bin Auf kemudian menjawab, "Wahai saudaraku, Sa'ad bin Al-Rabi', terimakasih atas semua tawaran yang kauberikan padaku. Semoga Allah Swt memberkahi harta dan keluargamu. Namun, mohon maaf aku tidak bisa menerima apa yang engkau tawarkan itu. Biarlah saya memulai hidup baru di Madinah ini dari awal. Aku adalah seorang pedagang, aku akan merintis berdagang di pasar Madinah, maka untuk saat ini, tolong tunjukkan saja kepadaku, mana jalan yang menuju ke pasar Madinah."

Sa'ad bin Al-Rabi' tidak kalah terkejut mendengar jawaban Abdurrahman bin Auf. Dia tidak mengira saudara barunya itu akan menolak penawarannya. Rasa hormatnya pun, kepada saudara barunya itu, semakin bertambah. Dia kemudian menunjukkan arah jalan menuju pasar Madinah.

***

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Abdurrahman bin Auf pun berhasil menjadi seorang pedagang yang sukses di Madinah. Bahkan kemudian, dengan keuletan, keahlian dan pengalamannya, dia berhasil menjadi seorang saudagar dan berhasil menguasai pasar Madinah, yang semula dikuasai orang-orang Yahudi.

Keberhasilan Abdurrahman bin Auf menguasai pasar Madinah itu sekaligus menuntaskan program tiga pilar kekuatan dakwah yang direncanakan Rasulullah Saw. Apalagi kemudian yang berhasil menguasai pasar Madinah bukan hanya Abdurrahman bin Auf, tetapi juga Utsman bin Affan.

Setelah tiga pilar kekuatan dibangun, Rasulullah Saw pun mulai melakukan ekspansi dakwah dengan mengirim beberapa pasukan ekspedisi ke luar Madinah.

*****

*Terinspirasi surat al-Hasyr ayat 9

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun