Intimidasi yang dilakukan orang-orang Quraisy terhadap kaum Muslimin memaksa Rasulullah saw dan pengikutnya, dengan berat hati, meninggalkan kampung halaman, tempat kelahiran mereka.
Setelah mencoba ke Habasyah dengan mengirim beberapa orang, termasuk putrinya Ruqayah, untuk menilai kondisinya. Dan, karena Habasyah dinilai kurang baik untuk kelangsungan dakwah Islam, maka akhirnya diputuskan destinasi Hijrah-nya ke Yatsrib.
Rasulullah dan kaum Muslimin pun kemudian berbondong-bondong Hijrah ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah.
***
Sudah beberapa pekan Rasulullah Saw dan sahabat Muhajirin (orang-orang yang berhijrah) tinggal di Madinah. Mereka, dibantu kaum Muslimin asal Madinah (Anshor) baru saja selesai membangun masjid, yang kemudian dinamai Masjid Nabawi.
Pembangunan masjid ini merupakan yang pertama dari tiga pilar untuk membangun kekuatan umat. Tiga pilar kekuatan yang dicanangkan Rasulullah Saw tersebut adalah kekuatan spiritual, kekuatan persatuan, dan kekuatan ekonomi.
Setelah selesai membangun masjid sebagai sarana membentuk kekuatan spiritual, Rasulullah Saw kemudian mempertemukan kaum Muhajirin dengan Anshor di rumah Anas bin Malik, seorang Anshor. Ada 90 orang yang berkumpul saat itu.
Untuk membentuk kekuatan persatuan, sebagai pilar kedua, Rasulullah Saw merasa perlu mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor.
Alasan lain mempersaudarakan mereka adalah karena Rasulullah Saw merasa terenyuh melihat kondisi kaum Muhajirin yang hanya membawa perbekalan apa adanya.
Rasulullah kemudian, atas pertimbangannya, mempersaudarakan seorang Muhajirin dengan seorang Anshor. Misalnya, Ja'far bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Muadz bin Jabal, Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bin Haritsah, Abu Bakar as-Shiddiq dengan Kharijah bin Zuhair, Umar bin Khaththab dengan Utban bin Malik, Abdurrahman bin Auf dengan Sa'd bin Al-Rabi', dan seterusnya.