Sudah dipahami oleh semua Muslim bahwa beriman kepada para rasul adalah salah satu rukun iman dari rangkaian kesatuan 6 rukun iman. Mengingkari salah satu rukun iman berarti mengingkari semuanya,
Â
Bukti keimanan kepada Rasulullah saw yang paling utama adalah meneladani atau mengikuti beliau dalam segala sisi kehidupannya, selalu mentaati beliau dalam setiap perintah dan larangan yang beliau sampaikan. Sebab mengikuti dan mentaati Rasulullah saw adalah bukti ketaatan kita kepada Allah swt,
"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS. an-Nisa: 80).
Barangsiapa mengaku taat kepada Allah swt namun tidak mau mentaati Rasulullah saw, maka ketaatannya itu tidak sah, pengakuannya hanyalah pengakuan palsu belaka.
Contoh sederhana, untuk dapat melaksanakan saalat dengan sempurna kita memerlukan hadis karena Al-Quran hanya memerintahkan tanpa menjelaskan rincian tata cara salat. Bahwa salat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam merupakan penjelasan yang kita temukan dalam hadis, tidak dalam Al-Quran. Begitu pula dengan rincian pelaksanaan zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lainnya. Dengan bahasa lain kita tidak akan bisa mengamalkan Al-Quran tanpa mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Allah Swt berfirman,
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa dan Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk: 2)
Ulama besar, Fudhail bin 'Iyadh, menjelaskan makna 'lebih baik amalnya' (Ahsanu 'amala) dalam ayat di atas sebagai berikut:
"Yang dimaksud dengan ahsanu amala (amal yang terbaik) adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Karena sebuah amal jika dilakukan dengan ikhlas tapi tidak benar maka amal itu tidak diterima oleh Allah. Begitu pula sebaliknya, jika amal itu benar tapi tidak ikhlash juga ditolak oleh Allah swt. Baru diterima jika memenuhi kedua syarat tersebut (ikhlas & benar). Yang dimaksud dengan ikhlash adalah semata karena Allah, sedangkan yang dimaksud dengan benar adalah mengikuti sunnah Rasulullah." (Dikutip oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawa vol 18/hlm 250).
Ada 9 manfaat yang akan kita peroleh saat kita mengikuti Rasulullah Saw
Mahabbatullah
Kita akan mendapatkan cinta dari Allah swt sekaligus maghfirah (ampunan)Nya.
"Katakanlah (hai Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." (QS. Ali Imran: 31).
Rahmatullah
Kita akan memperolah rahmat dari Allah swt. Karena orang-orang yang mencontoh Rasulullah saw pastilah orang-orang yang berbuat baik atau ihsan (ingat makna ahsanu 'amala menurut Fudhail bin 'Iyadh di atas), dan orang-orang yang berbuat ihsan amat dekat dengan rahmat Allah swt.
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. at-Taubah: 71).
Hidayatullah
Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai puncak semangat, dan setiap semangat memiliki titik jemu (lesu). Maka barangsiapa kelesuannya tetap dalam sunnahku berarti ia telah mendapat petunjuk (dari Allah), dan barangsiapa kelesuannya tidak dalam sunnahku berarti ia celaka." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Ahmad dalam Musnadnya, Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, At-Thabarani & Abu Nu'aim).
Hadits di atas menegaskan bahwa tetap berada dalam sunnah Rasulullah saw dalam segala keadaan akan mendatangkan tambahan petunjuk dari Allah swt.
Mushahabatul akhyar fil Jannah
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS an-Nisa: 69).
Orang yang mengikuti Rasulullah saw akan dikumpulkan bersama orang-orang pilihan di surga nanti yaitu para nabi, orang-orang yang shiddiq, syuhada, dan shalihin.
Asy-syafa'ah
Mengikuti perintah dan arahan Rasulullah saw akan membuat kita berhak mendapatkan syafaat dari beliau.
Nadharatul wajhi
Akan memiliki wajah yang berseri dan bersinar.
Rasulullah saw bersabda: "Semoga Allah menyinari (wajah) seseorang yang mendengar hadits dari kami, lalu ia hafal sehingga ia menyampaikannya kepada orang lain. Boleh jadi seorang pembawa fiqih menyampaikan (ilmunya) kepada orang yang lebih paham. Dan boleh jadi pembawa fiqih bukanlah seorang yang faqih." (HR Tirmidzi).
Mujawaratu ar-Rasul
Orang yang mencintai Rasulullah saw maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk meneladani Rasulullah saw dengan mengikuti sunnah beliau. Maka orang ini akan bersama Rasulullah saw di surga, seperti sabda beliau:
"Barang siapa menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia bersamaku di surga." (HR Tirmidzi & Thabarani di al-Mu'jam al-Awsath).
Izzatun Nafsi
Orang yang mengikuti Rasulullah saw dengan ikhlas akan meraih kemuliaan dan kekuatan jiwa dihadapan Allah swt. Betapa tidak? Ia telah mendapatkan kecintaan, ampunan, rahmat, hidayah dan berbagai anugerah lain dari Allah swt. Dengan itu semua terangkatlah dirinya menuju tempat yang tinggi dan mulia di sisi Allah.
"Padahal 'izzah (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui." (QS. al-Munafiqun: 8).
Al-Falah
"Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad saw), memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. al-A'raf: 157).
Keberuntungan pasti akan diperoleh oleh mereka yang selalu meneledani Rasulullah saw.
Kebahagiaan Hakiki di dunia & Akhirat
Tak dapat diragukan lagi bahwa orang yang mendapatkan semua manfaat dari mengikuti Rasulullah saw di atas adalah orang-orang yang pasti berbahagia hidupnya dengan kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. an-Nahl: 97)
Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H