Bagi seorang Muslim meyakini (mengimani) adanya Nabi dan Rasul sebagai pembawa risalah adalah sebuah keharusan. Beriman kepada para Nabi dan Rasul adalah satu dari enam rukun iman. Dan ikatan antar rukun dari keenam rukun iman tersebut seperti hukum perkalian, di mana jika salah satu bernilai 0 (nol) maka berapa pun angka yang dikalikan hasilnya akan nol.
Maksudnya, saat tidak ada iman kepada Nabi dan Rasul, maka iman kita kepada yang 5 lagi: iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci, iman kepada adanya hari akhir, dan iman kepada takdir, sama dengan tidak ada alias nol.
Sehingga, sekali lagi, iman kepada Nabi dan Rasul, termasuk kepada Rasulullah Muhammad Saw, mutlak adanya. Bahkan bagi umat Islam sekarang, umat Nabi Muhammad Saw, tidak cukup beriman saja kepadanya, tetapi juga harus menjadikannya suri tauladan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt,
"Laqad kna lakum f raslillhi uswatun asanatul limang kna yarjullha wal-yaumal-khira wa akarallha kar".
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab ayat 21)
Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia) menerjemahkan sebagi berikut,
"Sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan Rasulullah Saw, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian, yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam setiap keadaan."
Jadi meledani Rasulullah Saw itu dari sisi perkataannya, perbuatannya dan keadaannya, dan semuanya itu disebutkan sebagai meneladani sunnahnya. Dan, Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang paling utama setelah Al-Quran.
Sebagaimana tafsir Al-Muyassar di atas, yang dimaksud sunnah itu adalah perkataan Rasulullah, perbuatan atau tindakan Rasulullah, dan sikap beliau terhadap ibadah yang dilakukan para sahabat. Dan semuanya di dokumenkan dalam kitab yang disebut kitab (kumpulan) hadis Rasulullah.
Ada 6 kitab hadis yang utama, yang disebut dengan kutubus sittah, yaitu:
- Shahih al-Bukhari, memuat 7.397 hadis,
- Shahih Muslim, memuat 7.275 hadis,
- Sunan Abu Dawud, memuat 5.274 hadis, 4.800 di antaranya adalah hadis hukum,
- Sunan at-Tirmizi, memuat 3.959 hadis,
- Sunan an-Nasa'I, memuat 5.671 hadis,
- Sunan Ibnu Majah, memuat 4.341 hadis.
Bagi seorang Muslim wajib mempelajari isi kitab-kitab di atas, minimal membacanya, karena salah syarat ibadah diterima adalah harus mencontoh kepada cara beribadah Rasulullah. Dan bagaimana Rasulullah beribadah, itu dijelaskan di kitab hadis.