Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Meneladani Rasulullah adalah Wajib

13 April 2022   03:28 Diperbarui: 13 April 2022   03:30 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bagi seorang Muslim meyakini (mengimani) adanya Nabi dan Rasul sebagai pembawa risalah adalah sebuah keharusan. Beriman kepada para Nabi dan Rasul adalah satu dari enam rukun iman. Dan ikatan antar rukun dari keenam rukun iman tersebut seperti hukum perkalian, di mana jika salah satu bernilai 0 (nol) maka berapa pun angka yang dikalikan hasilnya akan nol.

Maksudnya, saat tidak ada iman kepada Nabi dan Rasul, maka iman kita kepada yang 5 lagi: iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci, iman kepada adanya hari akhir, dan iman kepada takdir, sama dengan tidak ada alias nol.

Sehingga, sekali lagi, iman kepada Nabi dan Rasul, termasuk kepada Rasulullah Muhammad Saw, mutlak adanya. Bahkan bagi umat Islam sekarang, umat Nabi Muhammad Saw, tidak cukup beriman saja kepadanya, tetapi juga harus menjadikannya suri tauladan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt,

"Laqad kna lakum f raslillhi uswatun asanatul limang kna yarjullha wal-yaumal-khira wa akarallha kar".

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab ayat 21)

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia) menerjemahkan sebagi berikut,

"Sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan Rasulullah Saw, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian, yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam setiap keadaan."

Jadi meledani Rasulullah Saw itu dari sisi perkataannya, perbuatannya dan keadaannya, dan semuanya itu disebutkan sebagai meneladani sunnahnya. Dan, Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang paling utama setelah Al-Quran.

Sebagaimana tafsir Al-Muyassar di atas, yang dimaksud sunnah itu adalah perkataan Rasulullah, perbuatan atau tindakan Rasulullah, dan sikap beliau terhadap ibadah yang dilakukan para sahabat. Dan semuanya di dokumenkan dalam kitab yang disebut kitab (kumpulan) hadis Rasulullah.

Ada 6 kitab hadis yang utama, yang disebut dengan kutubus sittah, yaitu:

  • Shahih al-Bukhari, memuat 7.397 hadis,
  • Shahih Muslim, memuat 7.275 hadis,
  • Sunan Abu Dawud, memuat 5.274 hadis, 4.800 di antaranya adalah hadis hukum,
  • Sunan at-Tirmizi, memuat 3.959 hadis,
  • Sunan an-Nasa'I, memuat 5.671 hadis,
  • Sunan Ibnu Majah, memuat 4.341 hadis.

Bagi seorang Muslim wajib mempelajari isi kitab-kitab di atas, minimal membacanya, karena salah syarat ibadah diterima adalah harus mencontoh kepada cara beribadah Rasulullah. Dan bagaimana Rasulullah beribadah, itu dijelaskan di kitab hadis.

Rasulullah Saw adalah pribadi yang agung, yang berakhlak mulia sejak kecil. Beliau lahir di tengah-tengah kehidupan yang jahiliyah, tetapi sedikit pun tidak terkontaminasi dengan perilaku jahiliyah masyarakat Makkah.

Sejak muda Rasulullah diberi gelar al-Amin, artinya orang yang terpercaya, yang dapat dipercaya. Konon, apabila orang-orang Quraisy mau berpergian, maka mereka akan menitipkan harta kekayaannya kepada Rasulullah.

Setelah menjadi Rasulullah ada 4 sifat utama beliau yang perlu kita teladani, yaitu

 

Keempat sifat Rasulullah tersebut harus diteladani dan menjadi ciri karakter seorang Muslim. Sehingga idealnya, seorang Muslim itu harus jujur dalam kondisi bagaimanapun, harus dapat dipercaya oleh siapa pun, harus cerdas menghadapi berbagai situasi, dan harus menyampaikan kebenaran, sekecil apa pun kebenaran tersebut, dan seberat apa pun resikonya.

Di bulan yang penuh berkah sekarang ini, semoga kita diberi kemampuan untuk mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah, sehingga kita bisa meneladani kehidupan beliau.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun