Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mencegah Anak Terpapar Konten Porno

12 April 2022   03:28 Diperbarui: 12 April 2022   18:24 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermamin gadget. Sumber: Stigmatize via Kompas.com

Penggunaan internet yang berlebihan untuk melihat konten dewasa dapat berdampak pada pikiran anak-anak, dan dapat menyebabkan gangguan seperti rendah diri, kebiasaan tidur yang buruk, apatis, dan sering berpikir untuk bunuh diri.

Penggunaan internet secara terus-menerus untuk melihat konten agresif atau eksplisit dapat mengubah struktur mental anak sedemikian rupa sehingga mereka menjadi terobsesi dengan rangsangan seksual apa pun yang mereka lihat.

Bagaimana solusinya supaya pengarus buruk di atas tidak menimpa anak kita?

Mulailah dengan memberi pemahaman kepada anak-anak kita. Bicaralah tentang konten dewasa dan efek negatifnya pada mereka, orang lain, dan keluarga. Diskusikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan bicarakan tentang cara yang realistis untuk menghindari dampak buruknya.

Menetapkan dan menyepakati beberapa aturan seputar penggunaan HP. Diskusikan mengapa konten dewasa dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak. Karena anak-anak akan menemukan konten dewasa secara senagaja atau tidak sengaja.

Bersikap tenang saat anak kita terindikasi suka melihat konten dewasa. Cobalah untuk mendekatinya dengan tenang. Jika kita kesal atau marah, anak kita akan merasa tidak ingin curhat kepada kita saat mendapat masalah.

Jika anak kita secara tidak sengaja melihat konten dewasa, minta mereka untuk memberitahu kita bagaimana mereka menemukannya, di mana itu terjadi, siapa (jika ada) yang menunjukkannya kepada mereka dan bagaimana perasaan mereka ketika melihatnya.

Yakinkan anak Anda bahwa mereka tidak dalam masalah, cobalah untuk memahami daripada memarahi atau menghukum. Karena ketika anak-anak takut akan hukuman, mereka akan menutup diri secara emosional. Mereka mungkin enggan untuk berbicara. Ini dapat menyebabkan anak kita menyembunyikan perilakunya.

Cobalah untuk tidak menghapus aplikasi sepenuhnya, karena mereka akan menganggap sebagai hukuman, dan mereka akan mencuri-curi untuk melihatnya lagi.

Jika mereka berbohong dengan mengatakan bahwa mereka tidak menonton konten dewasa, tetapi kita tahu bahwa mereka telah menontonnya, yang terbaik adalah memberi tahu mereka tentang pengaruh buruknya, daripada marah kepada mereka karena berbohongnya.

Apakah anak kita merasa baik, buruk, aman, takut, tidak nyaman, penasaran, jijik atau yang lainnya? Salah satu atau semua perasaan ini adalah reaksi normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun