Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kalah karena Berselisih

3 April 2022   14:15 Diperbarui: 3 April 2022   14:21 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua pasukan bertempur mati-matian dengan sumber motivasi yang sama: Perang Badar. Kedua pasukan mengerahkan kekuatannya untuk saling mengalahkan. Bukit Uhud yang biasanya tenang, kali itu dipenuhi teriakan komando pemicu semangat, diselingi teriakan kesakitan dari pasukan yang tekena senjata. Darah membuncah dari tubuh-tubuh yang terkena sabetan pedang atau tusukan tombak. Warna merah memenuhi tanah berpasir bukit Uhud.

Pasukan musyrikin Quraisy berbekal dendam kekalahan di Perang Badar. Dendam yang menjadi motivasi mereka untuk menghancurkan kaum Muslimin. Sehingga mereka merasa perlu membawa pasukan sebanyak tiga ribu orang. Kematian para pemuka Quraisy dan puluhan lainnya telah menjadi bara yang terus membakar kesumat mereka. 

Sementara pasukan Muslim termotivasi oleh kemenangan di Perang Badar. Padahal di perang yang terjadi setahun yang lalu itu jumlah pasukan Muslim hanya sepertiga jumlah pasukan Quraisy. 

Kemenangan di Perang Badar menambah semangat pasukan Muslim, saat mereka berangkat  menuju bukit Uhud dengan jumlah 1000 orang, walaupun tersiar kabar pasukan Quraisy mengirim pasukan sebanyak 3000 orang.

Kemenangan dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit membuat mereka tidak peduli saat 300 orang pengecut mundur dari barisan dan kembali pulang ke Madinah. Mereka adalah kaum munafik, dengan berbagai alasan mereka, dipimpin Abdullah bin Ubaiy bin Salul, keluar dari barisan Rasulullah.

Semangat pasukan Muslim yang menyala-nyala dan keteguhan keyakinan mereka yang membaja membuat mereka terus menerjang dan mengejar musuh dengan hebat dan dahsyat, sehingga pasukan Quraisy menjadi kalang kabut, kocar-kacir dan bercerai-berai. Akhirnya banyak yang melarikan diri. 

Bahkan pemegang bendera pasukan Quraisy dapat disambar oleh pedang dan tewas, yang menyebabkan pasukan Quraisy semakin kacau-balau. Maka dalam pertempuran babak pertama hari itu, pasukan Quraisy yang unggul secara jumlah terpaksa mundur tunggang-langgang.

Pasukan Quraisy berlarian menyelematkan nyawa masing-masing. Mereka tidak ingin bernasib sama dengan rekan mereka di perang Badar, yang tewas terbunuh atau tertangkap menjadi tawanan. Untuk memudahkan kabur, mereka menanggalkan pakaian perang mereka, menjatuhkan senjata-senjata mereka, dan pula meninggalkan perhiasan-perhiasan yang mereka bawa.

Pasukan Muslim bersorak, meneriaki pasukan Quraisy yang mundur tidak teratur. Mereka pun kemudian mengambil barang-barang yang ditinggalkan pasukan Quraisy. Rupanya pasukan pemanah yang ditempatkan Rasulullah di atas bukit melihat mundurnya pasukan Quraisy.

"Lihat! Pasukan Quraisy sudah kalah, mereka berlarian melarikan diri." Salah seorang pemanah menunjuk ke bawah.

"Ayoo ... kita turun, kalau tidak, kita tidak akan kebagian ghanimah*," teriak seorang pemanah yang lain.

"Ayoooo ...." Pasukan pemanah yang ada di atas bukit bersiap turun.

Lima puluh orang pemanah memang sengaja ditempatkan oleh Rasulullah. Beliau menempatkan mereka di atas bukit untuk mengantisipasi serangan Quraisy dari sisi lain. Beliau menunjuk Abdullah bin Jubair untuk memimpin pasukan pemanah tersebut.

"Tunggu ... kalian jangan melanggar instruksi Rasulullah. beliau melarang kita turun apa pun yang terjadi." Abdullah bin Jubair berteriak mengingatkan pasukannya.

Kepada pasukan pemanah Rasulullah memang memberikan instruksi,

"Hujanilah pasukan musuh yang hendak menyerang kami dengan panah-panah kalian. Jangan biarkan mereka menyerbu kami dari belakang. Bertahanlah dan jangan tinggalkan tempat ini. Jika kalian lihat ada yang ikut merampas harta musuh, jangan kalian ikut-ikutan."

"Buat apa kita menunggu sampai lama di tempat ini, padahal musuh sudah dikalahkan oleh Allah. Lihat, kawan-kawan kita sudah bergerak mengejar musuh, dan mengambil harta rampasan." Seorang pemanah mengabaikan peringatan pemimpin mereka.

Abdullah bin Jubair kembali mengingatkan, "Tidakkah Rasulullah berpesan kepada kita supaya kita jangan meninggalkan tempat ini sebelum ada perintah dari beliau ?"

"Betul begitu. Tetapi kita tidak disuruh menunggu di sini setelah tentara musuh mengundurkan diri dan dikalahkan oleh Allah".

Demikianlah terus menerus mereka berselisih dan berdebat. Abdullah bin Jubair pun mengulang-ngulang nasihatnya, "Janganlah kita menyalahi perintah Rasulullah SAW".

Akhirnya hanya sepuluh orang yang menuruti perintah Andullah bin Jubair. Mereka tetap teguh menjaga tempat yang diperintahkan oleh Nabi tersebut, sedangkan 40 orang kawannya tetap turun dari lereng bukit Uhud terus mengejar ghanimah.

Turunnya pasukan pemanah kemudian diketahui oleh Khalid bin Walid yang membawa pasukan berkuda, yang bersembunyi di balik bukit. Tidak mau membuang kesempatan, dia segera memimpin pasukan berkuda tersebut untuk menyerang pasukan Muslim dari belakang.

Pasukan Muslim yang merasa sudah menang dan sibuk memunguti barang-barang pasukan Quraisy terkejut mendapat serangan mendadak dari arah belakang. Begitupun pasukan Quraisy yang sudah berlari mundur, melihat pasukan Khalid bin Walid menyerang, mereka berbalik kembali dan kemudian menyerang pasukan Muslim.

Kali ini pasukan Muslim dalam kondisi terjepit. Di belakang pasukan berkuda yang dipimpin Khalid bin Walid menyerang, di depan pasukan Quraisy yang tadinya mundur berbalik menyerang kembali.

Pasukan Muslim pun kocar-kacir, barisan mereka berantakan. Mereka terdesak, beruntung Rasulullah masih bisa diselamatkan walaupun terluka di beberapa bagian tubuhnya.

*Ghanimah = harta rampasan perang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun