Waktu Magrib masih beberapa menit lagi, tetapi Ahmad dan Umar sudah bersiap dengan pakaian salat masing-masing.
"Kalian ini ... kalau ada kakek pasti pada semangat salat Magribnya." Ibu tersenyum melihat Ahmad dan Umar yang sedang bersiap ke masjid. "Kalau ga ada kakek malas-malasan."
Kakek yang duduk di sofa tersenyum melihat kedua cucunya. "Oooh ... begitu rupanya, ya? Ga boleh begitu, ada kakek atau tidak kalian harus tetap bersemangat kalau mau salat."
Ahmad dan Umar hanya mengangguk.
Hari itu, Sabtu, sebagaimana biasanya, kakek mereka berkunjung dan akan menginap. Dan yang membuat Ahmad dan Umar bersemangat, karena sudah menjadi hal yang rutin, setiap selesai salat Magrib mereka akan mendengar kakek bercerita. Cerita tentang para Nabi, kisah para sahabat Nabi Muhammad, atau cerita lainnya.
"Kek, tadi kak Ahmad bilang kalau salat sambil main-main itu tandanya kita digoda setan, emang begitu kek?" tanya Umar, yang masih kelas 2 SD, saat baru sampai di rumah setelah salat.
"Nanyanya nanti, dong ... baru juga sampai, biar kakek duduk dulu," kata Ibu yang menyambut mereka.
"Setan itu apa, sih, kek?" Umar seolah tidak mendengar peringatan ibunya, terus bertanya.
"Setan itu makhluk gaib," jawab Ahmad yang sudah kelas 5 SD.
"Gaib itu apa, sih?" tanya Umar lagi.
Ibu hanya menggeleng melihat kedua putranya itu. Sementara kakek yang sudah duduk di sofa kesayangannya berkata, "Kalian ambilkan dulu Al-Quran kakek."
Setelah Ahmad mengambil al-Quran, dia pun duduk di kursi di depan kakek, sementara Umar duduk di sebelah kiri kakek.
"Baiklah, untuk menjawab pertanyaan Umar tadi, kakek akan bercerita tentang Nabi Adam." Setelah berkata kakek membuka Al-Quran yang ada di tangannya, lalu membacanya pelan. Sementara Ahmad dan Umar dengan tenang menunggu.
Beberapa saat kemudian kakek berkata, "Jadi begini ceritanya ....
"Selain kita, manusia, Allah juga menciptakan malaikat dan jin. Berbeda dengan manusia, malaikat dan jin ini makhluk gaib, artinya tidak terlihat oleh kita. Kita tidak bisa melihat mereka, tetapi mereka bisa melihat kita.
"Walaupun makhluk gaib, jin sama dengan manusia, punya kewajiban untuk beribadah kepada Allah. Jin pun sama dengan manusia, bisa melahirkan sehingga jumlahnya bertambah. Nantilah, tentang jin ini akan kakek ceritakan lebih jelas lagi. Sekarang kembali ke kisah Nabi Adam.
"Allah kemudian memilih Nabi Adam, atau manusia, untuk menjadi khalifah di bumi ini. Manusia diberi tugas oleh Allah untuk mengelola bumi. Nah, karena keistimewaannya itu, Allah kemudian menyuruh malaikat dan iblis bersujud kepada Nabi Adam. Oh ya, iblis ini nama salah satu jin yang waktu itu ada di surga." Kakek kemudian menyodorkan Al-Quran kepada Ahmad, "Coba, Ahmad, kamu baca ayat 34 surat al-Baqarah ini dan terjemahnya."
"Ayat 34, ya, kek?" Ahmad bertanya untuk memastikan dan dibalas anggukan oleh kakek. Ahmad kemudian membaca dengan pelan, lalu membaca terjemahnya, "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam. Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir."
Kakek mengulurkan tangan untuk mengambil kembali Al-Quran dari tangan Ahmad. "Nah, iblis yang menolak untuk sujud kepada Nabi Adam oleh Allah kemudian dihukum. Dia diusir, dikeluarkan dari surga.
"Kenapa iblis ga mau sujud, kek?" tanya Umar.
"Takabur alias sombong. Iblis merasa dirinya lebih hebat dan lebih mulia dari Nabi Adam, jadi dia tidak mau sujud. Sifat sombong, merasa hebat, itu adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah, nak." Kakek memandang lembut Umar seraya mengangguk kecil.
"Terus, setelah iblis diusir dari surga, bagaimana kelanjutannya, kek?" tanya Ahmad penasaran.
"Ternyata, si iblis ini, selain punya sifat sombong juga punya sifat dengki, iri hati. Dia tidak senang Nabi Adam berada di surga, sementara dia diusir. Oleh karenya, dia kemudian menggoda Nabi Adam supaya melanggar perintah Allah.
"Nabi Adam pun tergoda oleh iblis. Allah marah karena Nabi Adam telah melanggar laranganNya. Allah kemudian mengusir Nabi Adam dari surga. Sehingga kemudian, kita, manusia, keturunan Nabi Adam jadi tinggal di bumi ini.
"Berbeda dengan iblis, Nabi Adam begitu mendapat hukuman dari Allah langsung bertaubat, memohon ampun kepada Allah. Sedangkan iblis tidak, dia tidak bertaubat.
"Rupanya hukuman dari Allah kepadanya tidak membuatnya menyadari kesalahannya. Kedurhakaannya bahkan semakin menjadi, kedengkiannya kepada Nabi Adam tidak berhenti setelah menggoda Nabi Adam. Iblis bahkan ingin menggoda anak cucu Nabi Adam supaya berbuat dosa."
"Jadi, Iblis akan terus menggoda manusia supaya durhaka kepada Allah, ya, kek?" Ahmad memotong cerita kakek.
"Betul! Bahkan dia meminta kepada Allah agar umurnya dipanjangkan supaya bisa menggoda manusia, selamanya. Coba nih baca di surat al-Hijr ayat ke-36," jawab kakek seraya memberikan Al-Quran kepada Ahmad setelah membuka halaman yang terdapat surat al-Hijr.
Ahmad menerima Al-Quran dan membacanya dilanjutkan membaca terjemahnya, "Ia, Iblis, berkata, Ya Tuhanku, maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari manusia dibangkitkan."
"Jadi iblis meminta umur panjang, sehingga dia bisa hidup sampai hari kiamat supaya bisa menyesatkan manusia." Kakek memberi penjelasan dari ayat yang dibaca Ahmad.
"Lalu, kalau setan itu apa, kek?" Tiba-tiba Umar mengajukan pertanyaan. Rupanya dia masih penasaran dengan pertanyaannya pertama, dan belum mengerti dengan penjelasan kakek.
Sebelum menjawab, kakek menyempatkan tersenyum kepada Umar. "Baiklah, penjelasan iblis tadi kakek percepat untuk menjawab pertanyaan Umar.
"Tadi kakek sudah bilang, kan, selain manusia, Allah menciptakan malaikat dan jin. Apa itu malaikat nanti, lain waktu, akan kakek jelaskan. Sekarang, tentang jin. Sudah dikatakan juga bahwa jin itu makhluk gaib, tidak terlihat oleh manusia, tetapi dia sama dengan manusia mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah,
"Jadi jin juga sama dengan manusia. Ada jin yang taat kepada Allah dan disebut jin Muslim, dan ada yang tidak taat kepada Allah, disebut jin kafir.
"Iblis, yang tadi diusir oleh Allah dari surga itu, dia itu termasuk jin kafir. Dia dan keturunannya akan terus menggoda manusia supaya tidak taat kepada Allah. Nah, jin-jin keturunan iblis yang suka menggoda manusia itu disebut setan.
"Jadi, setan itu bukan nama makhluk. Setan itu gelar atau sebutan untuk yang suka menggoda manusia." Kakek menghela napas dan menatap wajah cucu-cucunya bergantian.
 "Jadi ... setan itu jin kafir, ya, kek?" tanya Ahmad, terlihat tatapannya masih terlihat penasaran.
"Betul, nak."
"Jadi ... kalau teman-teman Umar tadi salat sambil main-main, itu sebenarnya lagi diganggu jin kafir, ya, kek?" tanya Umar.
"Alaaah ... bukan teman-teman Umar, kek, Umar juga sama," celetuk Ahmad sambil tersenyum.
Umar hanya cemberut mendengarnya.
"Nah ... bener itu," jawab kakek. "Kita tidak bisa melihat setan, atau jin kafir, tapi mereka selalu berusaha menggoda kita, mereka selalu berusaha supaya kita tidak beribadah kepada Allah. Termasuk menggoda saat kita salat, supaya salat kita tidak sah."
"Kalau setan itu sebutan untuk yang suka menggoda manusia, apakah kalau manusia yang suka menggoda juga bisa disebut setan, kek?" tanya Ahmad.
Kakek tertawa menjawab pertanyaan Ahmad, "Kamu memang anak yang pintar. Coba kamu lihat ayat terakhir di al-Quran."
"Ayat terakhir, kek?"
"Iya, yang paling akhir. Coba kamu baca." Kakek kembali menyodorkan Al-Quran kepada Ahmad.
Setelah menerima Al-Quran, Ahmad membuka halaman bagian akhirnya. "Surat an-Nas, kek?"
"Baca terjemahnya saja," perintah kakek seraya mengangguk.
"Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan setan yang bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." Ahmad mengalihkan pandangannya ke arah kakek setelah selesai membaca. Pandangannya seolah meminta penjelasan.
Kakek yang paham langsung berkata, "Sudah jelas, kan, di ayat terakhir disebutkan 'dari golongan jin dan manusia'. Jadi, ada setan dari golongan jin dan ada juga setan dari golongan manusia. Selama dia selalu menggoda manusia, maka dia disebut setan."
Ahmad mengangguk sebagai tanda mengerti apa yang dijelaskan kakek.
"Jadi ... kalau ada teman Umar yang menggoda waktu salat, berarti dia lagi jadi setan, ya?" tanya umar tiba-tiba.
Kakek tidak menjawab. Dia hanya tertawa dan mengacak-acak rambut Umar.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H