Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seksualitas Menurut Imam As-Suyuthi

17 Februari 2022   14:02 Diperbarui: 17 Februari 2022   14:04 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(review buku 'Seni Ber-Ghonzu, Meningkatkan Mutu Seksualitas Suami Istri')

Sebagai sebuah ajaran yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, Islam pun tidak abai dalam mengatur masalah seks atau hubungan suami istri. Bahkan tidak hanya mengatur, tetapi juga membahas bagaimana cara supaya hubungan suami istri itu sesuatu yang menyenangkan bagi kedua pihak, istri maupun suami.

Pembahasan masalah seks ini bahkan ditulis dalam kitab khusus oleh para ulama dahulu. Salah satunya adalah kitab Al-Ibda' fi Funulil Jinsi wal Jimaa' yang ditulis oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi.

Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Irsyad Baitus Salam Bandung dengan judul 'Seni Ber-Ghonzu, Meningkatkan Mutu Seksualitas Suami Istri'.

Saat pertama kali membaca buku ini, saya cukup kaget. Tidak menyangka ada kitab yang membahas masalah seks sedetail itu. Betul-betul sangat tercengang saat itu. Begitu vulgarnya pembahasan buku ini. Dan ini membuktikan bahwa para ulama dahulu telah peduli terhadap pentingnya masalah seks dalam membina rumah tangga.

Penerbit buku ini pun di Kata Pengantarnya mengatakan,

'Para pendahulu kita justru lebih dahulu telah menyajikan topik ini dengan pembahasan yang begitu berani lagi penuh dengan kreativitas. Di dalam buku ini terkandung pembahasan terperinci menyangkut hubungan yang begitu memukau namun sangat rahasia ini, demi untuk meraih puncak kenikmatan yang besar manfaatnya'.

Sebelumnya mari kita lihat dulu siapa penulis buku ini. Ini untuk menunjukkan bahwa topik yang dibahas di buku ini bukan pembahasan remeh-temeh atau main-main.

Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuti, nama lengkap penulis buku ini, tetapi lebih dikenal dengan sebutan Imam Suyuthi. Selain bergelar Imam, beliau pun dijuluki Fakhrul Mutaakhkhirin, 'Alamu A'laamid Diin, Khuffaz, dan Abu Fadhil atau Bapak Keutamaan. Dari beberapa julukan tersebut jelas terlihat kualitas keilmuan beliau.

Beliau mendapatkan ijazah dari setiap guru yang didatanginya, yaitu mencapai 150 ijazah dari 150 orang guru. Di antara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai wafatnya, juga belajar hadits pada Syaikhul Islam Taqiyyudin al-Manaawi.

Menurut Wikipedia, karya Iman Suyuthi ini berjumlah 65 kitab tentang berbagai hal, seperti hadits, Al-Quran, bahasa, hukum Islam, dan lainnya. Sementara di Biografi Penulis di bagian akhir buku yang saya review ini, disebutkan bahwa karya tulis Imam Suyuthi ada 105 judul.

Sehingga jelas, kalau sekaliber Imam As-Suyuti menyengajakan menulis secara detail kitab tentang seni berse***uh, berarti hal itu memang sesuatu yang penting diketahui, bahkan dipelajari oleh setiap Muslim. Khususnya untuk yang sudah menikah.

Imam As-Suyuthi merasa perlu menulis detail tema ini karena menganggap hubungan suami istri adalah inti dari keharmonisan sebuah rumah tangga, yang bisa diraih saat kedua pasangan merasa senang, tenang, dan terpuaskan bersama. Dan keharmonisan rumah tangga (keluarga) tentu akan berpengaruh kepada kondisi lingkungan yang lebih luas (masyarakat). Lebih luas lagi, negara.

Sekarang mengenai konten buku. Sudah disebutkan tadi, bahwa isi buku ini sangat vulgar. Sampai hal teknis ber***uh pun dibahas secara detail. Sesuatu yang tabu ditulis pun seperti kata pe**s dan vag**a, beberapa kali disebut untuk menjelaskan detail teknis berse***uh. Dan ini memang karakter kitab-kitab kuning, dalam pembahasan setiap tema selalu detail sampai ke hal-hal kecil. Sebagaimana pembahasan tentang fikih.

Dari judul terjemahannya, 'Seni Ber-Ghonju', jelas buku ini lebih ditujukan kepada pihak istri. Apa yang mesti dilakukan untuk menyenangkan dan memuaskan sang suami. Bahkan di cover belakang buku ditulis sebuah hadits berikut,

"Sebaik-baik istri kalian ialah apabila melucuti busananya, melucuti pula rasa malunya. Dan apabila mengenakan busananya, ia kembali mengenakan rasa malunya".

Hadits tersebut menunjukkan saat seorang istri sudah melepaskan pakaiannya di hadapan suami, suami resmi lho ya, maka curahkan segenap perhatian, berlakulah 'binal', tanggalkan rasa malu untuk memberi kepuasan pada suami, dan tentu saja akan mendatangkan kenikmatan juga pada dirinya.

Kevulgaran dan kedetailan pembahasan buku ini bisa terbaca sejak kita membaca daftar isinya, yang terdiri dari 4 bagian. Berikut daftar isinya,

Bagian I

Bab 1: Faktor-faktor yang mengundang kecintaan wanita dan kebenciannya.

a. Faktor yang menguatkan kecintaan dalam hati istri kepada suami.

b. Langkah-langkah suami untuk merebut hati istri

Bab 2: Etika berbicara dan berciuman.

Bab 3: Etika di tempat tidur.

Bagian II

Belahan buah limau tentang seni ber-ghonju (rintihan lembut manja).

a. Makna rofats

b. Beberapa hadits mengenainya

c. Syair-syair

Bagian III

1. Hubungan yang sangat intim, Pengetahuan mengenai bersengg***

a. Definisi rindu

b. Pertanda rindu

c. Gambaran orang yang dirindukan

d. Keutamaan berse***uh dalam melestarikan kerinduan

2. Al-Wisyah fi Fawaidin Nikah (Bumbu penyedap bersetu***)

a. Kenikmatan dunia

b. Obat penyakit mabuk kepayang karena cinta

c. Posisi sengg*** yang sudah dikenal

d. Beberapa kondisi bersetubuh

e. Gerakan pe**s dalam va***a

f. Berbagai macam sengg***

g. Nikah orang yang dikebiri

h. Lubang kencing laki-laki dan perempuan

i. Air mani wanita dan air mani laki-laki

j. Meraih kecintaan wanita

k. Orgasme wanita

l. Taktik bersetu***

m. Berbagai macam karakter persetu***an

n. Berbagai hal tentang sengg***

o. Peribahasa di kalangan awam

p. Posisi bersetu***

3. Macam-macam bersetu***

a. Posisi telentang

b. Posisi miring

c. Posisi tertelungkup

d. Posisi membungkuk

e. Posisi berdiri

f. Posisi duduk

Bagian IV -- Biografi Imam Suyuthi

Terlihat detail, kan?

Apalagi kalau Anda membaca sub-sub bab yang tidak dituliskan dalam daftar isi, akan lebih tercengang lagi. Misalnya saat menjelaskan macam-macam posisi bersetu***uh, ternyata tiap posisi mempunyai beberapa variasi posisi lagi.

Sebagai contoh saya sebutkan variasi dari posisi bersetu***uh secara telentang (h.170-172), yaitu;

1. Posisi persetu***an biasa,

2. Posisi sengga***orang terhormat,

3. Posisi kijang kawin,

4. Posisi sengga*** frontal.

5. Posisi manabir atau mimbar,

6. Posisi; 'Balikanlah diriku, lalu tengkuraplah",

7. Posisi sengga*** non-Arab.

Jadi ada 7 variasi untuk posisi telentang, dan masing-masing dijelaskan how to-nya.

Itu baru untuk posisi telentang, lho. Masih ada beberapa posisi dengan berbagai variasinya, sebagai berikut,

Posisi miring ada 7 variasi,

Posisi tertelungkup ada 8 variasi,

Posisi membungkuk ada 7 variasi,

Posisi berdiri ada 9 variasi,

Posisi duduk ada 8 variasi.

Total jendral semuanya ada 46 variasi teknik sengga***.

Namun, jangan harap penjelasan detail tersebut disertai gambar atau ilustrasi seperti yang ada di kitab Kamasutra.

Ada 46 variasi Teknik, lebih banyak dari jumlah hari dalam sebulan, kan? (Hehe ... maksudnya, kalau mau tiap hari dipraktekin, sebulan ga bisa dipakai semua variasinya)

Jadi nanti para istri, kalau nanya ke suami, jangan hanya nanya 'nanti makam malam mau menu apa?' Tetapi nanya juga, 'nanti kita praktek variasi yang mana?'

Sepertinya saya harus menghentikan review bukunya sampai sini saja, takut kebablasan menuliskan detail teknis bersetu***. Nanti dianggap spoiler.

Kalau masih penasaran sih, baca saja bukunya. Saya lihat di market place masih banyak yang jual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun