Â
Melihat adengan ratusan kapal perang 'berbaris' di selat Myeongnyang. Saya sangat teringat dengan adengan ribuan kapal perang Yunani saat menyerbu kota Troya di film Troy. Dramatis, dan kontras dengan pasukan Korea yang hanya mengerahkan 12 kapal perang termasuk kapal utama yang dipimpin langsung Laksamana Yi Sun-Shin.
Adegan menegangkan saat kesebelas kapal perang Korea mundur dari arena pertempuran, dan hanya menyisakan kapal utama. Di sini lah kecerdikan Laksamana Yi Sun-Shin ditunjukkan, bagimana dia dengan memanfaatkan arus air dan pusaran air, sanggup mengalahkan armada Jepang.
Film semakin seru saat pertempuran digambarkan secara detail. Bagaimana dentuman meriam, peluru-pelurunya terbang dan menerobos dinding kapal, hujan anak panah, kibasan pedang saat pertempuran jarak dekat, hingga air pasang yang menggila, memberikan aroma pertempuran yang memukau dalam film ini.
Film yang berdurasi 2 jam lebih ini sangat heroik. Menggambarkan tak-tik strategi, nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme, juga 'mengenalkan kembali' sosok seorang Laksamana yang pada zamannya hingga sekarang masih dihormati dan disegani diseluruh penjuru negeri.
Rasa takut, mata-mata, intrik dalam tubuh kemiliteran, pengkhianatan, hubungan keluarga, hingga perang mental yang bergejolak dalam diri Sang Laksamana sendiri, menjadi sajian utama yang berhasil disandingkan dengan serasi tanpa mengurangi feel "naval battle" dari film ini.
Apakah ada twist di film ini?
Film semacam ini tentu tidak menawarkan twist ending, karena semua tahu akhir dari kisah. Korea memenangkan pertempuran.
Namun, jangan salah. Film ini memberikan twist yang lain, yaitu bagaimana kekalahan yang dialami 330 kapal armada Jepang oleh satu kapal saja. Dan saya kira Anda, sebagaimana saya, tidak akan bisa memperkirakan cara kekalahan armada Jepang tersebut.
Ga percaya? Tonton saja. Dan saya yakin, Anda tidak akan puas menonton film ini hanya sekali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI