Apa yang Anda rasakan ketika mendapat target yang lebih kecil dari teman Anda?
Senang, merasa ringan, atau merasa dikecilkan si bos?
Kalau Anda bermental 'as is', ya ... mungkin Anda akan merasa senang-senang saja.
Tapi normalnya, Anda tentu berpikir, 'Kenapa dia diberi target seribu, apakah dia lebih jago menjual?' Atau, 'Kenapa bos memberi target lebih kecil, apakah tidak yakin dengan kemampuanku?'
Yang jelas si bos memberikan target, tentu disesuaikan dengan kemampuan anak buahnya, setelah mengevaluasi kinerja periode sebelumnya. Atau untuk menaikkan skill anak buahnya.
Jadi, baik berupa soal, target, permasalahan, atau musibah apa pun, itu akan sesuai dengan kemampuan kita, sesuai dengan level kita.
Semoga ilustrasi di atas sedikit menjelaskan maksud dari judul di atas, 'Naik Level dengan Musibah'. Sekali lagi perlu ditegaskan, musibah yang akan menaikkan level ini adalah musibah yang merupakan ujian. Buka musibah yang berarti azab.
Untuk lebih jelasnya, saya kutip firman Allah Swt di ayat terakhir surat Al-Baqarah. Ayat yang mengandung do'a. Do'a yang sering kita baca, terutama saat kita merasa menghadapi masalah atau musibah.
Kalimat pertama dari firman Allah Swt di ayat ke-286 itu sebagai berikut,
"Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya...."
Karena Allah Swt yang menetapkan musibah, dan Allah Swt pula yang Maha Mengetahui kondisi hambanya. Maka, jelas sudah, musibah yang kita hadapi itu sudah sesuai dengan tingkat kesanggupan kita menghadapinya. Dalam arti yang lain, Allah Swt sudah menakar atau mengukur bahwa kita akan sanggup menghadapi musibah tersebut.