Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup adalah tentang Pergiliran

9 Januari 2022   17:54 Diperbarui: 9 Januari 2022   18:14 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Begitulah siklus kehidupan atau hukum pergiliran yang dialami Nabi Yusuf As, dari terdzalimi menjadi orang yang berkuasa.

Hukum Pergiliran ini Allah Swt nyatakan berlaku untuk semua manusia bukan hanya untuk seorang nabi. Salah satunya Dia firmankan di surat Ali Imran ayat ke-140.

"dan janganlah kamu merasa hina dan bersedih, sebab kamulah yang lebih tinggi jika kamu beriman. Jika kamu tersentuh kekalahan (musibah), maka luka (musibah) yang sama juga menimpa kaum yang lain. Demikianlah hari-hari (kemenangan) kami pergilirkan diantara manusia."

Walaupun ayat di atas konteksnya saat pasca Perang Uhud, tetapi dimana pun dan kapanpun Hukum Pergiliran itu akan selalu menyertai hidup kita. Juga sebuah sinyalemen dari Allah Swt supaya kita tetap istiqomah, baik saat kita sedang 'di bawah' maupun saat kita sedang ' di atas'.

Sunnah Tadawul atau Hukum Pergiliran membuat kita akan tetap optimis dalam menjalani kehidupan ini. Saat kita terpuruk di ceruk yang paling dalam, kita yakin kondisi ini tidak akan selamanya. Allah Swt pun memberi stimulus optimisme kepada kita.

"Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah apa yang ada di dalam diri mereka sendiri." (Qs. ar-Ra'du: 11)

Ayat ini memberi kita paradigma untuk jangan patah arang karena semenderita bagaimana pun kesusahan kita, selalu tersedia kesempatan untuk berubah ke keadaan yang lebih baik.

Selain itu, Hukum Pergiliran ini pun menjadi peringatan bagi siapa pun yang sedang berada di puncak kejayaan untuk tidak berlaku zalim dan sombong. Karena sekuat apapun, kalau tiba saatnya dipergilirkan untuk tumbang, maka akan jatuh pula.

Itulah yang terjadi pada Firaun dan Namruz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun