Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kekuatan Doa di Tengah Musibah

30 April 2021   05:45 Diperbarui: 30 April 2021   06:04 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada satu pun peristiwa di dunia ini tanpa keterlibatan Allah Swt sebagai Sang Pencipta. Allah Swt sebagai Sang Pencipta juga memiliki sifat Mahaadil dan Maha Penyayang, sehingga apa pun yang Dia takdirkan terjadi di dunia ini, bukan untuk menyengsarakan manusia. Termasuk pandemi atau wabah virus corona yang sedang terjadi saat ini. Semua yang Dia takdirkan adalah untuk kebaikan manusia. Yang mejadi permasalahan adalah keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami apa hikmah di balik peristiwa yang kita alami.

Sudah lebih dari setahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Tentu termasuk Indonesia. Apa yang dikehendaki Allah SWT dengan menurunkan pandemi ini? Apa hikmah di balik musibah ini? Jawaban dari pertanyaan tersebut yang harus kita cari, daripada harus menyesali dan meratapi musibah yang terjadi.

Sebagai seorang muslim, mensikapi suatu masalah harus selalu bersandar pada al-Qur'an. Termasuk mensikapi pandemi Covid-19. Supaya kita dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas. Ada dua peristiwa yang disebutkan dalam al-Qur'an, yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita berkenaan dengan musibah yang sedang kita alami ini. Pertama, kisah Nabi Adam as, dan kedua kisah Nabi Yunus as.

Sesaat setelah memakan buah khuldi, padahal makan buah itu dilarang oleh Allah Swt, Nabi Adam as dan istrinya, Hawwa, diusir dari surga untuk turun ke bumi. Allah Swt menempatkan Nabi Adam as dan Hawwa di tempat yang berbeda. Sehingga mereka terpisah. Terjadi Jarak (distancing) di antara mereka yang sangat jauh. Senasib dengan Nabi Adam as, Nabi Yunus as pun, karena melakukan kesalahan, dihukum oleh Allah SWT dengan cara di lock-down di dalam perut ikan.

Apa yang dilakukan Nabi Adam as dan Nabi Yunus as setelah menerima hukuman dari Allah Swt? Berdoa dan memohon ampun. Keduanya melantunkan doa untuk memohon maaf atas kesalahan yang telah mereka lakukan.

Nabi Adam as berdoa, "Ya Tuhan kamai, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."

Sementara doa yang dilantunkan oleh Nabi Yunus as adalah, "Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diri kami sendiri dan aku termasuk ke dalam golongan orang yang dzalim."

Dari dua orang Nabi tersebut kita dapat mengambil pelajaran, yaitu:

  • Begitu mendapat masalah, curhat lah kepada Allah Swt. Allah lah yang pertama kali kita hubungi saat mendapat masalah. Dekati Allah Swt. Sertakan Allah Swt dalam setiap aktivitas kita.
  • Segera memohon ampun atas dosa-dosa kita, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Instropeksi diri, jangan menyalahkan keadaan atau menyalahkan orang lain.
  • Ada yang menarik dari kalimat doa yang dibaca oleh Nabi Adam as dan Nabi Yunus as di atas. Yaitu, keduanya mengakui telah berbuat 'menganiaya diri sendiri'.
  • Bersikap ikhlas, menerima semua ketetapan Allah Swt. Kondisi yang terjadi karena musibah, terima dengan lapang dada lalu kita menjalaninya dengan hati yang bersih tanpa emosi.

Inti dari ketiga pelajaran tersebut merupakan hikmah dari musibah pandemi Covid-19, yaitu mendekat kepada Allah Swt. lebih sering lagi.

Saat di dalam perut ikan, Nabi Yunus as mengalami tiga kegelapan. Yaitu kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan lautan yang dalam, dan kegelapan malam gulita. Setelah melantunkan doa dengan sebelumnya memohon ampun, Allah Swt pun mengabulkan permohonan Nabi Yunus as, dengan mengeluarkannya dari perut ikan.

Saat ini pun, kita mungkin sedang mengalami berbagai 'kegelapan'. Selain pandemi Covid-19, mungkin kita sedang dililit utang, penghasilan tidak tetap karena kantor tutup atau terkena PHK, dagangan tidak laku karena orang-orang pada diam di rumah, dan sebagainya. Solusinya adalah dengan melakukan tiga pelajaran yang diambil dari kisah Nabi Adam as dan Nabi Yunus as.

Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berdoa dan mengakui kesalahan, merupakan hikmah di balik musibah pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun