Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sweet Memory of Ramadan

27 April 2021   06:23 Diperbarui: 27 April 2021   12:21 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebut kata memori biasanya kita mengartikan sebuah kesan yang ingin kita tinggalkan terhadap sesuatu yang istimewa. Baik itu tempat, orang, peristiwa, dll.

Misalnya kita pergi ke suatu tempat yang istimewa, belum pernah kita ke sana sebelumnya. Bahkan mungkin tidak akan bisa lagi pergi ke sana. Maka, untuk supaya kita teringat terus pernah ke tempat tersebut, kita biasanya membeli cendera mata yang khusus ada di tempat tersebut, atau bisa juga dengan berswafoto.

Begitu juga ketika bertemu dengan orang (tokoh) yang kita istimewakan. Biasanya kita meminta sesuatu dari orang tersebut, supaya kita teringat terus bahwa kita pernah bertemu orang tersebut. Misalnya minta tanda tangan, atau berfoto bersama.

Sehingga tidak aneh kalau kata memori sering dipakai judul album kumpulan lagu. Misalnya Golden Memory of 90's atau Sweet Memory of 80's. Artinya di album tersebut terdapat kumpulan lagu-lagu terkenal tahun 80an atau 90an yang akan selalu terkenang.

Lalu apa hubungannya dengan Ramadhan?

Begini, di antara kita mungkin ada yang sudah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan 30 kali dalam hidupnya. Mungkin ada yang baru 15 kali, bahkan mungkin ada yang sudah 50 kali lebih.

Tetapi pertanyaannya, apakah ibadah puasa yang kita lakukan setiap tahun itu berkesan bagi kita?  Apakah kita punya kenangan dengan Ramadhan-Ramadhan yang sudah kita lewati?  Apakah yang kita kenang dengan Ramadhan-Ramadhan itu hanya dahaga dan laparnyanya saja?  Atau hanya kesan gembiranya saat Idul Fitri?

Sepertinya kita tidak menganggap Ramadhan itu sesuatu yang istimewa bagi kita. Buktinya, kita tidak merasa harus memiliki memori untuk bisa selalu mengenangnya. Mungkin kita menganggap Ramadhan dengan ibadah puasanya itu adalah sebuah ritual biasa yang tidak ada istimewanya.

Sudah seharusnya anggapan tersebut harus dihapus atau dihilangkan.

Sudah saatnya kita mengambil kenangan indah (sweet memory) pada setiap Ramadhan yang kita lalui. Setidaknya mulai Ramadhan tahun ini.

Lalu ... kenangan apa yang harus kita ambil untuk mengenangnya?

Sebelum menjawab, perlu dijelaskan terlebih dahulu. Pertama, Ramadhan yang berlangsung selama sebulan adalah sebuah peluang bagi kita untuk membentuk sebuah kebiasaan (habit). Bayangkan saja, kalau kita melakukan sesuatu secara rutin setiap hari selama sebulan terus menerus. Maka sesuatu itu pun akan melekat kuat pada diri kita, tubuh kita akan refleks, pikiran kita pun akan ter-setting otomatis.

Kedua, harus diingat bahwa kehidupan kita di dunia ini hanya sementara, sementara kehidupan yang kekal itu nanti di akhirat. Dan, di akhirat nanti cuma ada dua kemungkinan bagi kita, apakah kita akan bahagia (masuk surga) atau sebaliknya, celaka (masuk neraka). Semua itu faktor penentunya adalah pahala amal saleh yang kita lakukan selama hidup di dunia. Apakah lebih banyak dari dosa kita atau lebih sedikit.

Ketiga, di bulan Ramadhan Allah Swt memberi peluang kepada kita untuk dapat memperbanyak pahala amal saleh. Di bulan ini Allah Swt melipatgandakan pahala dari setiap amal saleh yang kita lakukan. Dalam sebuah keterangan, amalan wajib pahalanya dilipatgandakan berkali-kali lipat, dan amalan sunah dihitung pahalanya sebagai pahala amalan wajib. Tentu peluang ini tidak bisa kita abaikan, terlalu sayang.

Nah... dengan ketiga prinsip tersebut, kita bisa menentukan memori apa yang ingin kita ingat dengan Ramadhan tahun ini.

Dari penjelasan ketiga prinsip di atas, maka memori yang perlu kita buat adalah bertambahnya sebuah amal saleh yang akan mendatangkan pahala bagi kita. Artinya dalam setiap Ramadhan yang kita lalui kita menambah amalan saleh kita. Kita lakukan amal saleh itu selama Ramadhan untuk membiasakan diri dan kita lakukan terus di bulan berikutnya sampai bertemu lagi Ramadhan tahun depan. Dan nanti, Ramadhan berikutnya, kita tambah lagi satu amalan saleh, sebagai kenangan.

Masih bingung dengan penjelasan di atas? Begini saja, kita langsung saja dengan contoh.

Katakan saja Anda belum terbiasa melakukan salat duha. Belum rutin tiap hari. Dan, di Ramadhan tahun ini Anda ingin menjadikan salat duha sebagai kenang-kenangan (memori). Sehingga kemudian Anda mencoba selama sebulan di Ramadhan ini rutin setiap hari melaksanakan salat duha. Jika perlu dipaksakan, sehingga selama Ramadhan ini tidak ada satu hari pun tanpa salat duha.

Setelah lepas Ramadhan. bulan Syawal dan berikutnya, Anda terus rutin melaksanakan salat duha. Sampai bertemu lagi bulan Ramadhan tahun depan. Terus Anda lakukan seumur hidup. Sehingga Anda akan punya kenangan bahwa salat duha yang rutin dilaksanakan itu di mulai di Ramadhan tahun 2021. Salat duha itu adalah kenang-kenangan Ramadhan tahun 2021.

Lalu, Ramadhan berikutnya (tahun depan) Anda memilih lagi amalan apa yang ingin Anda rutinkan, yang ingin Anda lakukan seumur hidup, yang ingin dijadikan kenang-kenangan. Sehingga setiap tahun, selepas Ramadhan, Anda akan semakin bertambah kebiasaan melakukan amal saleh.

Tentu kita tidak boleh menentukan amalan tersebut secara sembarangan. Tetap harus berdasarkan sunnah (hadis) Rasulullah Saw. Karena kalau tidak, maka kita akan terjebak melakukan suatu amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah Saw (bid'ah).

Kalau kita buka kitab-kitab seperti Hadis Sahih Bukhari, Hadis Sahih Muslim, Riyadush Shalihin, Tanbihul Ghafilin, Bulughul Maram, dan lain-lain, maka kita akan menemukan banyak sekali amalan-amalan sunah yang bisa kita pilih untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan Ramadhan.

Berikut beberapa contoh amalan-amalan sunnah tersebut,

  • Membaca istighfar sehari 100 kali. Bisa kapan saja waktunya. Bisa sekaligus 100 kali bisa juga dibagi-bagi waktu.
  • Membaca "subhanallaahi wabi hamdihi, subhanallaahil adziim" setiap hari, sebanyak mungkin.
  • Salat duha.
  • Membaca salawat 10 kali setiap pagi.
  • Berwudlu sebelum tidur.
  • Membaca surat Al-Kahfi setiap malam atau hari jum'at
  • Tilawah (membaca) al-Quran setiap hari minimal 1 juz
  • Dan banyak lagi.

Pilihlah satu saja, mulailah dari yang sederhana, karena yang penting adalah konsisten (istiqomah). Bukankah Allah Swt lebih senang melihat hambaNya melakukan sesuatu yang sederhana tetapi dilakukan secara terus-menerus?

Rasulullah Saw bersabda,

"Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meskipun sedikit." (HR Muslim)

Setelah dipilih, rutinkan selama Ramadhan ini. Paksakan diri untuk melakukannya sampai menjadi habit (kebiasaan). Dan terus amalkan sampai bertemu Ramadhan lagi. Tentu dalam pelaksanaannya ada bolongnya, artinya ada saat tidak bisa melakukan amalan-amalan tersebut. Baik karena sibuk, kecapaian, atau lupa. Tidak mengapa, karena itu adalah amalan sunah.

Namun ada yang istimewa, amal saleh yang dilakukan secara istiqomah (rutin) itu pahalanya akan terus mengalir, terus akan Allah berikan, walaupun suatu saat kita tidak melakukannya karena alasan tertentu. Misalnya karena sakit.

Rasulullah Saw bersabda,

"Jika seseorang sakit atau melakukan safar (bepergian), maka dia akan dicatat melakukan amalan sebagaimana amalan rutin yang dia lakukan ketika mukim (atau tidak bepergian) dan dalam keadaan sehat." (HR.Bukhari)

Tulisan ini lebih baiknya ditulis di awal Ramadhan, supaya kita bisa memulai amalan yang kita pilih sejak hari pertama Ramadhan. Sekarang sudah pertengahan. Namun, bukan sesuatu yang jelek kalau kita memulai sekarang juga. Insya Allah, selama kita ber-azam, bertekad untuk istiqomah, maka kita pun akan sanggup melakukannya.

Semoga bermanfaat.

TSM, 27/04/21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun