Ada jeda setelah mobilisasi pasukan oleh Rasulullah. Jeda itu dia manfaatkan untuk melepaskan gejolak rindunya kepada sang istri. Tentu atas izin Rasulullah.
Menjelang salat subuh berjamaah esoknya, Rasulullah Saw tersenyum melihat wajah Hazhalah yang kelimis. Rambut basah karena keramas tidak bisa disembunyikannya. Beberapa sahabatnya pun mengolok-oloknya.
Selesai salat subuh Rasulullah Saw mempersiapkan pasukan untuk segera berangkat. Jarak yang cukup jauh mengharuskan mereka berangkat sedini mungkin. Aba-aba untuk berangkat pun segera dibunyikan. Tiba-tiba Hanzhalah teringat sesuatu. Sesuatu yang tertinggal di rumahnya. Karena jarak rumahnya cukup dekat, maka dia segera keluar barisan dan berlari menuju rumahnya. Sementara pasukan Muslim sudah mulai bergerak.
Sesampainya di rumah dia langsung masuk kamar hendak mengambil sesuatu yang tertinggal. Di dalam kamar, istrinya yang sedang berpakaian karena baru selesai mandi terkaget. Ternyata Hanzhalah lebih kaget, istrinya yang belum sempat berpakaian lengkap terlihat bercahaya, cantik tidak terkira. Seketika gejolak syahwatnya pun timbul. Lupa dengan tujuan dia pulang. Direngkuhnya istrinya. Tak dihiraukan peringatan istrinya untuk segera berangkat berjihad.
Setelah melepaskan luapan lahar syahwat yang mendesak, Hanzhalah pun segera berkemas dan mengejar pasukan Muslim yang sudah keluar Madinah.
Panjangnya barisan pasukan Muslim membuat Hanzhalah dapat mengejar barisan paling belakang. Dia pun kemudian bergabung dengan pasukan Muslim.
Saat peperangan berlangsung, Hanzhalah tak kalah berani dengan Hamzah bin Abdul Muthalib, Alin bin Abi Thalib, Umar bin Khaththab dan sahabat-sahabat yang lain. Bahkan dia kemudian berhasil mendekati pimpinan Quraisy, Abu Sufyan bin Harb. Hanzhalah menyabetkan pedangnya ke kaki kuda yang dinaiki Abu Sufyan, sehingga Abu Sufyan terjatuh. Namun, sebelum berhasil menyerang Abu Sufyan, sebuah tombak menembus tubuhnya. Hanzhalah pun syahid. Syahid dalam keadaan junub.
Usai peperangan, Abu Usaid As-Sa'di dan beberapa orang yang menyisir, mencari pasukan Muslim yang terluka kaget melihat jasad Hanzhalah yang basah. Seolah baru saja ada yang meyiram tubuhnya. Abu Usaid pun kemudian melaporkan temuannya itu kepada Rasulullah Saw.
Mendengar laporan Abu Usaid As-Sa'di, Rasulullah Saw bersabda,
"Sungguh aku melihat para malaikat sedang memandikan Hanzhalah bin Abu Amir di antara langit dan bumi dengan menggunakan air muzn (awan mendung) pada sebuah piring besar yang terbuat dari perak".
Hanzhalah yang berjihad dalam keadaan junub meraih kenikmatan besar, syahid fii sabillilah serta mendapat kehormatan besar dengan dimandikan oleh para malaikat.