Tujuan disyariatkannya puasa adalah supaya kita menjadi orang-orang yang bertakwa. La'allakum tattaquun (agar kamu menjadi orang yang bertakwa), demikian akhir dari kalimat perintah Allah Swt untuk melaksanakan puasa (QS. al-Baqarah: 183).
Ada enam hal yang telah Allah Swt janjikan untuk diberikan kepada orang yang bertakwa. Keenam hal itu adalah:
Furqon (Pembeda antara yang hak dan batil)
Allah Swt berfirman dalam surat al-Anfal ayat ke-29,
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqon (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu ...."
Sifat furqon yang Allah Swt berikan ini akan menolong orang yang bertakwa terhindar dari perbuatan batil atau perbuatan dosa. Sifat furqon ini bisa berupa insting yang dimiliki orang bertakwa untuk bisa memilih dan memilah saat dihadapkan pada sesuatu yang samar, antara hak dan batil atau antara benar dan salah. Sehingga orang yang bertakwa akan selalu mendapat petunjuk untuk melakukan yang hak atau benar.
Sifat furqon juga bisa berupa teguran Allah Swt kepada orang yang bertakwa saat dia melakukan suatu kesalahan, sehingga terhindar dari kesalahan (dosa) yang lebih besar.
Dikisahkan, suatu hari Imam Syafi'i dengan tidak sengaja melihat betis seorang wanita yang tersingkap. Dan, gara-gara itu setengah hafalan al-Quran Iman Syafi'i hilang. Hilangnya setengah hafalan ini bisa jadi furqon atau teguran dari Allah Swt kepada Iman Syafi'i bahwa dia telah melakukan perbuatan dosa, sehingga dia langsung bertaubat.
Di zaman sekarang, di mana antara yang benar dan salah sangat samar, sulit dibedakan. Maka, sifat furqon ini sangat diperlukan.
Jalan Keluar