Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gejolak Fitnah (4)

22 Februari 2021   06:26 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kali ini, mengetahui Misthah bin Utsatsah jadi salah satu penghembus angin fitnah, kemarahannya muncul. Bagaimana tidak, Misthah adalah sepupu jauhnya yang terbilang miskin, sehingga setiap bulannya dibantu secara ekonomi oleh Abu Bakar. Mendengar orang yang selalu dibantunya itu justru turut andil menyebarkan fitnah, hati siapa yang tidak akan marah?

Abu Bakar kemudian bersumpah, bahwa dia tidak akan lagi membantu Misthah. Abu Bakar bersumpah akan menghentikan bantuan ekonominya kepada Misthah. Namun, Allah kemudian menegur Abu Bakar karena keputusannya itu.

++

Dalam kegalauannya menyikapi permasalahan istrinya, Rasulullah SAW pun kemudian memanggil beberapa sahabatnya untuk dimintai pendapat tentang masalah yang dihadapinya.

Rasulullah SAW meminta pendapat para sahabatnya, haruskah dia menceraikan Aisyah atau tidak. Usamah bin Zaid mengsulkan agar Rasulullah SAW menangguhkan keinginannya untuk bercerai, karena menurutnya Aisyah bersih dari tuduhan keji semacam itu serta begitu besarnya cinta Aisyah kepada Rasulullah SAW. Usamah bin Zaid mengemukakan pendapatnya, "Wahai Rasulullah SAW, kami tidak mengetahui dari keluarga engkau, melainkan kebaikan."

edangkan Ali bin Abi Thalib ketika dimintai pendapatnya ia berkata, "Wahai Rasulullah SAW, janganlah engkau dibuat sempit karenanya, masih banyak wanita-wanita lain selain dia. Tanyakan saja kepada budak wanitanya, niscaya ia akan membenarkanmu."

Rasulullah SAW pun memanggil Barirah, budaknya Aisyah. Beliau bertanya, "Wahai Barirah! Apakah engkau melihat ada sesuatu yang meragukan pada diri Aisyah?"  

"Demi zat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak melihat pada diri Ummul Mu'minin sesuatu yang tercela darinya, hanya saja ia adalah seorang gadis belia yang pernah ketiduran saat menjaga adonan roti milik keluarganya, lalu datanglah kambing memakannya." Jawab Barirah. Maksud Barirah, Aisyah tidak punya cela, tidak pernah melakukan kesalahan. Kecuali saat kecil ketika disuruh ibunya menjaga adonan roti.

Setelah meminta pendapat dari dua orang sahabatnya tadi serta keterangan dari Barirah, Rasulullah SAW memanggil kaum Muslimin kemudian berdiri di atas mimbar dan menyeru kepada mereka, meminta pembelaan dari tuduhan orang-orang munafik yang dipimpin Abdullah bin Ubay bin Salul, "Wahai kaum Muslimin, siapakah yang akan memberiku pengakuan dari seorang lelaki (maksudnya Abdullah bin Ubay bin Salul) yang telah menyakiti keluargaku. Sungguh demi Allah, aku tidaklah mengetahui sesuatu pun dari keluargaku kecuali kebaikan. Mereka telah menceritakan tentang seorang lelaki (maksudnya Shafwan bin Mu'atthal Assulami) yang aku tidak mengetahui dari dirinya kecuali kebaikan. Dan tidaklah ada orang yang menemui isteriku kecuali dia bersamaku."

Mendengar penjelasan Rasulullah SAW tersebut, kaum Muslimin mulai sadar bahwa kabar tentang perselingkuhan Aisyah itu hanya buah akal busuk dari kaum munafik.

Dari kerumunan kaum Muslimin yang mendengarkan penjelasan Rasulullah SAW, berdirilah Sa'ad bin Mu'adz al-Anshari dan berkata, "Aku akan membelamu wahai Rasulullah SAW, jika orang yang menyebarkan fitnah itu berasal dari Bani Aus, maka akan kami penggal kepalanya, jika orang itu berasal dari Bani Khazraj, maka silahkan perintahkan kami untuk melakukan tindakan terhadapnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun