Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkrut karena Berbuat Zalim

27 Januari 2021   07:55 Diperbarui: 27 Januari 2021   08:11 4879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Shahihfiqih

Dalam tulisan kemarin tentang kezaliman, disebutkan bahwa kezaliman bentuk ketiga adalah kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah Swt. Allah tak akan membiarkan kezaliman itu tanpa balas.

Kalau di dunia orang yang berbuat zalim tidak meminta maaf kepada yang dizaliminya, atau orang yang dizalimi tidak memaafkan dan tidak membalas karena ketidakberdayaannya. Maka, kelak Allah yang akan membalaskannya di yaumil akhir.

Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan sebuah hadits sebagai berikut,

Dari Abu Hurairah ra, Raslullh Saw bersabda, "Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?" Para Sahabat menjawab, "Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang." Beliau Saw bersabda, "Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) salat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka." [HR. Muslim, no. 2581]

Supaya lebih jelas memahami hadits di atas, maka bisa diilustrasikan sebagai berikut.

Kelak, di yaumil akhir, ada seseorang yang datang menghadap Allah Swt dengan membawa banyak pahala. Karena dia selama di dunia rajin salat, rajin puasa, selalu berzakat, dan melaksanalan amal-amal saleh lainnya.

Saat perhitungan di Mizan, timbangan yang mengukur kadar amal saleh dan dosa, orang ini pun amal salehnya lebih banyak, lebih berat. Maka, Allah pun menetapkan dia masuk surga.

Namun, baru saja kakinya melangkah untuk memasuki surga, tiba-tiba ada yang protes.

"Ya Allah, saat di dunia orang itu pernah menyakiti saya. Mulutnya telah menghina saya, ya Allah. Dan saya tidak rida kalau dia masuk surga," kata seseorang yang protes itu.

"Betulkah apa yang dikatakan orang itu?" Tanya Allah Swt kepada orang pertama, yang akan masuk surga.

Tentu saja dia tidak dapat berbohong. Dia mengangguk mengiyakan. Maka kemudian Allah Swt mengambil sebagian pahala darinya dan diberikan kepada orang yang protes. Eh ternyata tidak berhenti di situ, datang lagi orang kedua yang protes.

"Ya Allah, tangan dia pernah memukul saya, dan saya tidak rida atas perbuatannya."

Si orang pertama pun tidak sanggup membantah atau menyanggah. Kemudian Allah pun kembali mengambil sebagian pahalanya dan diberikan kepada orang yang protes. Setelah beres urusan dengan yang protes kedua, ternyata yang protes terus berdatangan dan mengadu kepada Allah Swt.

"Ya Allah, dia telah mengambil harta saya. Ya Allah, dia telah memfitnah saya. Ya Allah, dia telah mengusir saya. Ya Allah, dia telah menyakiti saya." Demikian protes dari orang-orang yang dulu pernah dizalimi oleh orang yang tadi mau masuk surga. Pahalanya pun akhirnya habis diberikan kepada orang-orang yang protes.

Setelah pahalanya habis, ternyata yang protes masih terus datang. Karena pahala padanya sudah habis, maka sebagai konsekuensinya Allah Swt mengambil dosa dari orang-orang yang protes kemudian diberikan kepada dia. Sehingga sekarang dia menjadi orang yang penuh dengan dosa. Dan dia pun gagal masuk surga.

Menurut Rasulullah Saw dalam hadits di atas, itulah dia orang yang disebut bangkrut. Mati membawa pahala yang banyak tetapi habis diberikan kepada orang yang pernah dizaliminya. Kemudian dia masuk neraka.

Demikian ilustrasi yang bisa saya gambarkan mengenai orang bangkrut yang dimaksud dalam hadits nomor 2581 di atas.

Allah Swt Yang Mahaadil tidak akan membiarkan kezaliman yang dilakukan seorang manusia kepada manusia yang lain. Karena di dunia ini tidak semua orang punya kekuatan untuk mempertahankan haknya. Di dunia ini banyak yang lemah sehingga tidak mampu melawan kezaliman yang dilakukan orang lain kepadanya. Allah Swt tidak akan membiarkan mereka.

Di dunia ini orang yang zalim bisa menggunakan apa saja untuk berbuat zalim. Bisa mempergunakan hukum atau pengadilan, bisa memanfaatkan aturan-aturan yang ada, bisa melalui kekuasaan yang sedang dijabatnya, atau bisa melalui anak buah yang dimilikinya.

Sehingga tidak sedikit orang yang meringkuk di penjara tanpa tahu apa kesalahannya. Banyak yang hilang hartanya tanpa mampu berbuat apa-apa. Tidak sedikit pula yang menderita hidupnya tanpa mampu membela diri.

Satu sisi, hadits ini akan menjadi hiburan tersendiri bagi orang-orang yang menderita karena dizalimi. Bahwa, kalau di dunia dia tidak mampu membalas atau membela diri. Maka, Kelak Allah Swt yang akan membelanya.

Maka, berhati-hatilah orang-orang yang zalim. Karena Allah Swt tidak akan membiarkan kezaliman.

Wallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun