Dalam salah satu ayat al-Qur'an, ayat ke-28 surat Ar-Ra'du, Allah Swt berfirman,
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
Ini semacam janji Allah swt, atau jaminan, bahwa siapa pun yang selalu mengingatNya, maka akan diberikan ketenangan dan ketenteraman ke dalam hatinya. Ketenangan hati adalah poros dari kesehatan seorang manusia. Baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan psikis.
Mengingat Allah yang dalam istilah al-Qur'an disebut zikir, tidak mesti harus dengan melakukan berzikir dalam arti melafalkan bacaan-bacaan tertentu. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengingat Tuhan, mengingat ke MahakuasaanNya, atau mengingat kekerdilan kita di hadapanNya.
Salah satunya adalah dengan membaca tulisan-tulisan yang memang isinya membuat kita sadar bahwa ada Yang Mahakuasa. Dengan membaca tulisan-tulisan seperti itu, yang membuat kita sadar, akan membawa kita pada cara pandang yang optimis dalam melihat setiap permasalahan.
Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum dapat diprediksi kapan akan berakhir, merupakan permasalahan besar, bukan hanya masalah perorangan tetapi sudah menjadi masalah negara, bahkan dunia.
Sebagai seorang Muslim, kita yakin janji Allah itu benar. Begitupun saat ini, saat sedang dilanda wabah. Satu-satunya yang bisa kita lakukan saat ini adalah bersikap tenang, setelah kita melaksanakan protokol kesehatan.
Membaca tulisan yang mengingatkan kita akan keMahakuasaan Allah, akan membuat hati kita tenang. Itu pula yang memotivasi penulis saat menulis setiap hari di medsos. Berharap melalui tulisannya, penulis bisa berkontribusi dalam menenangkan masyarakat (pembaca) saat menghadapi pandemi.
Tulisan yang ditulis setiap hari selama bulan Ramadhan dan Syawal kemarin, kemudian dibukukan dan diterbitkan dengan judul Menggapai Tangan Tuhan. Buku yang diterbitkan EDwrite Publishing dengan nomor ISBN: 978-623-7697-74-9 ini berisi 40 tulisan ringan dengan ketebalan 186 halaman.
Ke 40 tulisan dalam buku ini dibagi menjadi 5 bagian.
Bagian pertama, mengingatkan kita bahwa kita ini makhluk yang lemah, yang tidak berdaya melawan serangan makhluk sekecil virus. Bagian kedua, berisi tulisan yang mengingatkan bahwa selama kita beriman dan optimis, akan selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa.