Pernah saya mosting cerpen di sebuah grup FB, dan saya tambahi hesteg #cerpen69 sebelum judul cerpen. Lalu, ada yang bertanya di komentar, "#cerpen69 itu tanda apa ya, Pak?"
Saya jawab, untuk menandai cerpen-cerpen saya.
Kenapa emang kudu ditandai?
Saya jawab, "Suatu saat nanti, saat saya ingin mengumpulkan beberapa cerpen yang posting, tinggal ketik #cerpen69 di kotak pencarian. Maka, dalam beberapa detik, cerpen-cerpen saya itu akan keluar. Walaupun, cerpen saya itu ada yang diposting setahun yang lalu."
Itulah hesteg alias tagar alias tanda pagar alias #.
Nah, sekarang saya mau berbagi pengalaman menggunakan hesteg ini.
Saat WFH di bulan Ramadhan kemarin, saya dapat tantangan dari sebuah penerbit untuk menulis artikel setiap hari dan memostingnya di FB.
Yang diminta bebas sih, mau fiksi atau non fiksi, tetapi saya memilih non-fiksi sesuai jurusan saya di kelas KMO Basic Batch 32. Saya nulis yang pendek-pendek saja, lebih ke tulisan motivasi. Maklum sedang pandemi, supaya yang baca tidak suntuk atau stress gegara lock down, tinggal di rumah terus.
Maka, menulislah saya, dan saya tambahin hesteg di tulisan-tulisan saya itu. Hestegnya #nulistiaphari
Ramadhan berakhir, sudah tidak WFH lagi, tapi situasi kantor masih santai, maka keterusan nulis tiap hari.
Tak terasa, sampai akhir bulan Syawal saya sudah nulis lebih dari 50 artikel.