Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

There Always Be a Magic in Action

13 Desember 2020   06:34 Diperbarui: 13 Desember 2020   07:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ikat dulu untamu baru tawakal!"

Demikian nasihat Rasul pada seseorang yang hendak masuk masjid dan tidak mengikat untanya dengan alasan dia bertawakal kepada Allah.

Memang di sebagian Muslimin keyakinannya pada ke-Mahakuasa-an Allah SWT, keimanannya pada takdir, sering mengesampingkan faktor ikhtiar dalam mengharapkan suatu hasil. Menyandangkan hasil pada takdir. Baginya itu dianggapnya sudah bertawakal.

Misalnya saja di masa pandemi covid-19 sekarang ini. Masih banyak yang menganggap bahwa terpapar virus atau tidak itu sudah ada takdirnya. Memang, pernyataan tersebut tidak salah, tapi kalau kemudian pernyataan tersebut menyebabkan tidak mengindahkan anjuran pemerintah untuk bersikap hati-hati, itu yang jadi masalah.

Harusnya faktor ikhtiar tetap dijalankan, dilakukan, disertai dengan do'a, adapun hasilnya sesuai dengan harapan atau tidak, di sana baru ada ruang untuk kita bertawakal.

Ada beberapa kisah yang menjelaskan pentingnya ikhtiar untuk menjemput takdir yang sudah ditentukan Allah SWT.

Pertama, kisah Nabi Musa AS ketika bersama Bani Israil, dikejar Firaun dan pasukannya dan terhalang laut. Beberapa pengikut Nabi Musa mengeluh bahwa pasukan Firaun hampir menyusuli mereka. Pada saat keadaan benar-benar genting dan terhimpit dialami Nabi Musa dan pengikutnya, turunlah wahyu Allah SWT kepada Musa AS.

"Pukullah lautan itu dengan tongkatmu" Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar." (QS:Asy-Syu'ara Ayat: 63).

Dan kelanjutannya anda semua sudah tahu. Tapi, inti dari kisah ini adalah, kalau memang Allah SWT hendak menolong Nabi Musa AS, kenapa tidak langsung menjadikan laut terbelah? Kenapa malah menyuruh Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya?

Memukulkan tongkat, itulah ikhtiar.

Kisah kedua, ketika hendak melahirkan Nabi Isa AS, berbagai rasa berbaur dalam diri Maryam. Rasa malu karena melahirkan dalam kondisi tidak bersuami. Keletihan dan kelaparan yang sangat. Sampai-sampai Maryam mengeluh dan hampir menyerah dengan berkata,

"Oh, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tak berarti dan dilupakan." (QS. Maryam: 23)

Dalam keletihan fisik dan kelelahan psikis itu, Maryam kemudian bersandar pada sebuah pohon kurma. Allah swt kemudian menyuruhnya untuk menggoyangkan pohon kurma tersebut,

"Dan goyang-goyangkanlah pelepah pohon kurma itu ke arahmu niscaya akan gugur buah-buah kurma yang telah masak itu kepadamu". (QS. Maryam: 26)

Dan kelanjutannya anda semua sudah tahu. Tapi, inti dari kisah ini adalah, kalau memang Allah SWT hendak menolong Maryam, kenapa tidak langsung saja menjatuhkan kurma-kurma untuk disantap Maryam? Kenapa malah menyuruh Maryam menggoyangkan pohon?

Menggoyangkan pohon. Itulah ikhtiar.

Cukup kiranya dua kisah di atas menggambarkan pentingnya ikhtiar dalam segala hal.

Sebagai tambahan, dalam penegasan yang lain, mungkin bisa dilihat ayat ketujuh surat Huud, di mana Allah SWT berfirman,

"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya."

Kenapa harus enam masa?

Padahal Allah Maha Kuasa, cukup bagi-Nya mengatakan "Kun". Sebagaimana firmannya,

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Kun! (Jadilah!)" maka terjadilah ia" (QS. Yasin: 82)

Enam masa itu proses, itu ikhtiar.

Selamat berikhtiar (yang dihiasi ikhlas), dan pada-Nya kemudian bertawakal untuk menyerahkan hasil akhir dari usaha kita.

There always be a magic in action.

Akan selalu ada keajaiban ketika kita bertindak mencapai impian kita.

~Urip Widodo~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun