Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghilangkan Pikiran Kotor

8 Desember 2020   21:22 Diperbarui: 8 Desember 2020   21:27 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berpikirlah yang jernih saat engkau menentukan pilihan."

Mungkin kita pernah mendapat nasihat seperti itu.
Pikiran yang jernih akan membuat pemiliknya tenang dalam mengambil keputusan.
Pikiran yang jernih akan memandang sesuatu dari sudut netral, alami.
Pikiran yang jernih akan menghasilkan buah pikiran yang baik, bermanfaat.

Lalu, bagaimana mendapatkan pikiran yang jernih?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita ilustrasikan.
Bicara tentang jernih, biasanya asosiasi kita langsung pada air.
Dan memang tepat untuk menjawab pertanyaan di atas dengan menganalogikan pikiran sebagai air dan tubuh kita sebagai gelas.

Sekarang kita bayangkan sebuah gelas yang berisi air yang keruh (kalau perlu Anda praktekkan, ambil sebuah gelas dan isi dengan air keruh). Air kopi lebih bagus, karena terlihat sangat keruh, sampai hitam.

Bagaimana supaya air yang ada di dalam gelas itu menjadi jernih?

Ada dua cara.

Cara pertama, Anda buang air keruh yang ada di dalam gelas, lalu gelas itu Anda isi dengan air yang jernih. Kalau gelasnya tidak dicuci terlebih dahulu, air di dalam gelas tetap akan keruh walaupun tidak sekeruh sebelumnya.

Cara kedua, saat gelas masih terisi penuh air yang keruh, Anda tuangkan air jernih ke dalam gelas tersebut. Terus, terus sampai meluber dan terus saja. Lama kelamaan, air yang keruh yang sebelumnya ada di dalam gelas, semuanya akan luber terbuang keluar gelas, dan di dalam gelas sekarang berisi air yang jernih.

Nah, pikiran pun seperti itu.

Tentu cara pertama tidak alami dan membutuhkan kekuatan khusus yang dapat mengosongkan pikiran dan kemudian mengisinya dengan pikiran-pikiran positif. Dan saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya, hehe.

Cara kedua adalah dengan terus memasukkan pikiran-pikiran positif, informasi-informasi valid, dan inputan-inputan lainnya yang bersih. Sehingga lama kelamaan pikiran keruh yang ada di dalam kepala kita akan hilang.

Memasukkan pikiran-pikiran positif itu bisa dengan:
Selalu ber-husnuzh zhon (berbaik sangka),
Selalu merasa optimis,
Selalu terbuka tapi selektif saat menerima berita/informasi,
Selalu menerima masukan/kritik/saran,
Terus menuntut ilmu dan tidak pernah merasa puas,
Senang berdiskusi dan menerima nasihat, dan sebagainya.

Bagi seorang Muslim, shaum, dzikir, tadabbur al-Quran, atau memperbanyak istighfar, adalah salah satu metode untuk mengisi pikiran kita dengan sesuatu yang bersih, yang kalau diamalkan dengan sebenar-benarnya (dengan dilandasi iman dan ikhlas), maka kita akan memiliki pikiran yang jernih.

Beberapa dalil di bawah ini memperkuat pernyataan di atas,

"Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tentram dengan dzikir pada Allah, ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hati pun akan merasa aman dan tentram." (QS Ar-Ro'du: 28).

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". (QS Ali Imran: 139)

~ Urip Widodo ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun