Ironis. Mustaine, seorang pria yang memiliki kekayaan jutaan dollar, dikerubuti orang-orang yang mengaguminya, memiliki ribuan fans yang memujinya, tetapi tetap matanya sembab karena melihat teman-teman di band lamanya lebih terkenal darinya. Kesuksesan grup band lamanya itu terus menghantui dan menutupi kesuksesan grup band barunya.
Selama dia menggunakan ukuran "Menjadi sukses dan populer melebihi Metallica", maka sampai kapanpun Dave Mustaine akan merasa menjadi orang yang gagal.
Begitupun kita. Selama kita mengukur diri kita sendiri dengan berpatokan pada orang lain. sampai kapan pun kita tidak akan merasa bahagia, sampai kapan pun kita tidak akan bersyukur.
Kalau saja Si Jangkrik berpatokan pada sesuatu yang ada di luar dirinya, sampai kapan pun dia tidak akan bisa mengalahkan Si Anjing. Namun, karena dia sadar dengan apa yang dimilikinya. Sadar dengan kelebihan yang ada pada dirinya. Dia pun sanggup mengalahkan Si Anjing.
Jangan jadikan kesuksesan orang lain menjadi tolak ukur keberhasilan kita. Nanti kita menjadi orang selalu merasa tidak bahagia, menjadi orang yang tidak pandai bersyukur. Padahal, cukup sederhana untuk bahagia atau mencari alasan untuk bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa.
Cukup dengan merasa senang ketika bangun tidur semua anggota tubuh bisa degerakkan. Cukup dengan merasa hari ini ada rezeki untuk makan sekeluarga. Atau cukup dengan merasa hari ini bisa menggerakkan jari untuk menulis sebuah artikel yang akan dikirim ke Kompasiana.
Jangan menjadi Dave Mustaine, tetapi jadilah Si Jangkrik yang tahu kelebihan yang dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H