Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguak Misteri 55 Tahun Silam

28 September 2020   10:27 Diperbarui: 28 September 2020   11:08 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Meski setengah abad telah dilewati, misteri siapa yang membunuh enam jenderal angkatan darat pada 1 Oktober 1965 belum terungkap seluruhnya. Buku ini menawarkan analisis paling meyakinkan yang pernah saya baca. Berkat pengalaman pribadi selaku wartawan pada masa itu serta ilmuwan politik yang mengikuti dari dekat peran politik militer selama puluhan tahun, penulis menjelaskan dengan jitu dan cermat peran yang kemungkinan besar dimainkan para aktor penting, terutama Soekarno, Aidit, Syam, Latif dan Soeharto." R. William Liddle, professor Emeritus Ilmu Politik, Ohio State University, mengomentari buku ini. 

Dalam bukunya ini, Prof. Salim mengatakan bahwa ide penangkapan terhadap sejumlah jenderal angkatan darat awalnya berasal dari Soekarno. Namun, penangkapan tersebut tidak dimaksudkan sebagai pembantaian. Soekarno hanya meminta pasukan pengawal presiden, Cakrabhirawa, yang dipimpin oleh Letkol. Untung untuk membawa sejumlah jenderal tersebut menghadap kepada presiden. Tujuannya adalah untuk 'mendaulat' mereka agar patuh dan setia pada Soekarno yang pada saat itu berkedudukan sebagai Pemimpin Besar Revolusi.

Kata 'daulat' dijelaskan oleh Salim Said sebagai sebuah tradisi yang sering digunakan oleh para pejuang Indonesia untuk meminta pihak tertentu agar patuh pada permintaan pihak yang mendaulat. 

Prosesi daulat tersebut diterjemahkan dalam bentuk penculikan. Salah satu peristiwa 'daulat' adalah penculikan Soekarno-Hatta oleh sejumlah pemuda ke Rengasdengklok dalam rangka meminta kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Proses 'daulat' akan ditempuh ketika cara-cara formal tidak dapat lagi ditempuh.

Berubahnya proses 'daulat' menjadi peristiwa pembataian menurut Prof. Salim dapat dijelaskan melaui 3 skenario. Salah satunya adalah, pembunuhan terhadap sejumlah jenderal di rumahnya masing-masing terjadi karena kepanikan prajurit di lapangan mengingat adanya perlawanan oleh sejumlah jenderal yang akan diculik. Pembunuhan memang tak terhindarkan, karena persiapan penculikan tidak dilakukan dengan perencanaan yang teliti dan seksama.

Lalu bagaimana peran Soeharto? Apakah dia hanya memanfaatkan kondisi chaos yang terjadi? Atau ada perannya juga dalam peristiwa berdarah itu? Banyak fakta menarik yang disajikan dalam buku ini disertai analisa penulis yang mendalam yang akan memberi perspektif baru bagi kita. 

Persitiwa Gestapu adalah salah satu fragmen kelam sejarah bangsa ini, yang tak akan terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun